Oleh Nova suntia yusni
BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Manusia Sebagai Makhluk Biososial
Kepribadian
atau personalitas bukanlah merupakan hal yang diwarisi, yang diperolehnya dari
keturunan, tetapi personalitas itu adalah hasil resultans dari pada proses
interaksi sosial, secara fundamental antara individu dengan individu di dalam
dan dengan seluruh pola kebudayaan yang ada di sekitar individu individu, baik
materil maupun non materil, baik individual maupun sosial.
Manusia itu dilahirkan didalam
masyarakat mempunyai tata tertib dan penghidupan serta pola tingkah laku yang
komplek. Untuk menganalisa betapa pengaruh kebudayaan kepada pertumbuhan dan
perkembangan individu menjadi orang dewasa yang berkepribdian sempurna atau
integral, demikian juga betapa kekuatan kekuatan atau faktor faktor keturunan
biologis pada manusia yang menjadi milik pribadi sebagai individualitas dapat
menjamu kepribadian seseorang.
Suatu
persolan dalam penyelidikan kehidupan manusia adalah gerangan yang akan terjadi
seandainya manusia (anak) di dalam pertumbuhan dan perkembangan dipesahkan dari
alam kehidupan kulturil manusia. Jawaban dari pada masalah ini adalah akan
memecahkan persoalan tentang determinasi biologis pada kepribadian manusia. Artinya
bahwa kepribadian manusia itu sungguh sungguh di tentukan oleh faktor faktor
keturunannya secara absolut. Ad beberapa cerita atau tulisan tulisan yang
menggambarkan begaimana nasib manusia yang terisolasikan oleh kebudayaannya,
misalnya cerita cerita Robinson Cruse, Amala dan Kemala, Anna dan sebagainya.
Persoalan
lain ialah kalau kebdayaan masyarakat benar benar dapat mempengaruhi
pertumbuhan manusia secara mutlak, betapakah hal itu dapat di buktikan? Adanya
dua persoalan tersebut diatas mengenai pertumbuhan dan perkembangan manusia
adalah sebagai akibat adanya dua pandangan yang bertentangan satu sama lain
tentang hakikat pertumbuhan manusia.
Pertama
Ialah
padangan dari nativisme, yang di pelopori oleh Schopenhauter, yang mengatakan
bahwa manusia itu akan berkembang menjadi manusia yang bagaimana, hal ini
bergantung dari pada naturisnya, bergantung dari pembawaannya.
Kedua
Merupakan
pandangan yang berlawanan dengan pandangan netivisme ialah pandangan emperisme
yang dipelopori oleh John Locke, yang mengatakan bahwa bayi ketika lahir itu
ibarat kertas yang masih putih bersih, ibarat tabularasa di dalam jiwanya, dan
akan tumbuh berkembang menjadi apa anak itu kelak kemudian hari bergantung dari
pengaruh luar yang datang.
Ketiga
Merupakan
perpaduan antara kedua pandangan tersebut di atas ialah pandangan konvergensi,
yang ditokohi oleh Wiliam stern yag mengatakan bahwa peryumbuhan dan
perkembangan anak itu ditentukan oleh faktor faktor endogen (pembawaan) dan
exogen, faktor dari luar (milieu alamiah dan sosio kultural)
Untuk mendapatkan bukti bukti
kebenaran atau dari pendapat pendapat tersebut diatas dibawah ini akan diuraikan beberapa hasil
penyelidikan yang pernah di jalankan oleh sarjana sarjana pendidikan. Di
indonesia pada tanggal 17 Oktober 1920 di kemukakan dua orang anak yang
dipelihara oleh singan dan kemudian di pelihara oleh Mrs. Singh. Anak yang
pertama 2 tahun dan yang kedua berumur 8 bulan. Sesampainya dirumah kedua anak
tadi berjalan merangkak, mengeluarkan suara suara yang tidak berketentuan makan
daging, minum susu seperti anjing atau singa. Anak yang pertama di namakan
Amala oleh Mrs. Singh dan meninggal setahun kemudian setelah dipeliharanya.
Anak yang kedua dinamakan Kamala hidup 9 3 tahun. Selama waktu ini kamala
belajar berdiri dan berjalan tegak,
dapat menguasai bahasa seumur anak 5 tahun dan dapat menerima pola pola tingkah
laku yang normal, termasuk harga diri. Setingkat demi seringkat dia sadar akan
peran sosialnya, dia tahu sikap orang lain kepadanya, dia mengerti tanggung
jawab tugas tugas sederhana dirumah.
Dari contoh diatas dapatlah
diutamakan bahwa lingkungan sosial merupakan faktor yang penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dapatlah dikemukakan bahwa hakikat
manusia itu adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang di dalam pergaulan
manusia, didalam interaksi sosial. Pribadi mana mempunyai kemampuan kemampuan
potensial dari struktur biologis manusia dan dikembangkan oleh struktur sosial
manusia sehingga dengan kata lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk biososial.
B.
Interaksi Sebagai Dasar Dari Proses Sosial
Masyarakat
dapat kita pelajari, baik dari sudut bentuknya maupun dari fungsi masyarakat.
Kalau masyarakat itu kita lihat dari segi bentuknya, maka kita membicarakan,
group, asosiasi dan lain-lain golongan yang tedapat dalam masyarakat. Sedangkan
kalau kita mempelajari bekerja atau bergeraknya masyarakat,maka kita menkaji
proses sosial.
Dengan
proses sosial kita maksudkan”cara-cara interaksi(aksi dan reaksi) yang dapat
kita amati apabila individu-individu dan kelompok-kelompok bertemu dan
mengadakan sistem .perhubungan mengenai cara-cara hidup yang ada. Dengan kata
lain , apabila dua orang atau lebihsaling berhubungan ( mengadakan interaksi),
maka akan terjadi proses sosial, proses ini dapat terjadi antara orang dengan
orang , orang dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok. Yang satu memberikan dorongan kepada lain, yang dibalas
dengan reaksi secara timbal –balik.
Masyarakat
dalam aspeknya yang dinamis, terdiri dari individu-individu dan kelompok-
kelompok yang berada dalam interaksi sosial dengan interaksi sosial kita
maksudkan, pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan
persoalan yang dihadapinya dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
Atau dengan group lain, proses dua arah dimana
setiap individu atau group menstimulir
yang lain dan mengubah tingkah laku dari pada partisipan.
Faktor-faktor yang mendasari proses terbentuknya interaksi sosial
adalah :
Imitasi yaitu proses sosial atau
tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya
hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di
lungkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan
masyarakat.
Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh
seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang
ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses
peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat
mendalam.
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh,
stimulus yang diberikan sesorang individu kepad individu lain sehingga orang
yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan
rasional.
Motivasi yaitu rangsangan pengaruh,
stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang
yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara
kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan
oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari
seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
Simpati adalah proses kejiwaan ,
dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang,
karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian
rupa.
Empati yaitu mirip dengan simpati,
akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan
perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.
C.
Unsur-Unsur
Dasar Interaksi Sosial
D.
Bentuk-bentuk
proses sosial
Bentuk-bentuk
prose sosial itu dapat terjalin secara terus-menerus,bahkan dapat berlangsung
seperti lingkaran tampa berujung. Diantaranya :
1.
Kerja
sama
Kerja
sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktifitas
tertentu yang di tujukan untuk mencapai tujuan bersama saling membantu dan
saling memahami terhadap aktifitas masing-masing.
Roucek
dan wirren mengatakan bahwa kerja sama berarti bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dia adalah suatu proses sosial yang paling dasar.
Biasanya kerja sama melibatkan pembagian tugas dimana setiap orang mengerjakan
suatu pekerjaaan yang merupakan tanggung jawab demi tercapainya tujuan bersama.
Menurut
charles horotn cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memehuni kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan
yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja
sama yang berguna.
Sehubungan
dengan pelaksanaan kerja sama dalam buku sosiologi suatu pengantar ada 3 bentuk
kerja sama yaitu :
a. Bargaining,
yaitu : pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa
antara dua organisasi atau lebih.
b. Co-optation
yaitu : suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan polotik dalam suatu
organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan
dalam stabilisasi organisasi yang bersangkutan.
c. Coalition
yaitu : kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang
sama.
2.
Persaingan
Persaingan
merupakan suatu usaha dari sesorang untuk mencapai suatu yang lebih dari pada
yang lain.
Menurut
soedjono dirdjosisworo persainagn adalah : suatu kegiatan yang berupa
perjuangan sosial untuk mencapai tujuan,
dengan bersaing terhadap yang lain, namun secara damai atau setik-tidaknya
dengan tidak menjatuhkan.
Sesuatu
itu bisa terbentuk harta benda atau popularitas terntentu, persaingan biasanya
bersifat individu, apabila hasil dari persainagn itu di anggap cukup untuk
memenuhi kepentingan pribadi. Tetapi jika tidak
maka persainagn dua kelompok yaitu antara kelompok kerjasama dengan
kelompok kerja sama yang lainnya. Dengan kata lain seseotang itu akan lebih
beruntung jika tidak bekerja sama dengan ornag lain. Orang lain tidak
memperkecil hasil suatu kerja.
Persaingan
ini dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu : persaingan pribadi dan persainagn
kelompok.
Persainagn
pribadi adalah :persainagn yang berlangsung antar individu dengan individu atau
antara individu dengan kelompok secara langsung.
Persainagn
kelompok adalah: persaingan yang terjadi antara kelompok dengan kelompok lain.
Bentuk
kegiatan ini di dorong oleh motivasi oleh :
1. Mendapatkan
status sosail
2. Memperoleh
jodoh
3. Mendapatkan
kekuasaan
4. Mendapatkan
nama baik.
5. Mendapatkan
kekayaan. Dll
3.
Pertikaian
dan pertentangan
Pertikaian
adalah bentuk persainagn yang berkembang secara negatif artinya : di satu pihak
bermaksud mencelakakan atau paling tidak beruhasa untuk menyingkirkan pihak
lainnya. Singkatan pertikaian dapat di artikan sebagai usaha penghapusan pihak lian
Menurut
soedjono pertikain adalah : suatu bentuk dalam interaksi sosial dimana terjadi usaha-usaha suatu pihak
menjatuhkan pihak yang lain untuk menjadi rivalnya.
Persaingan
atau kompetisi adalah proses sosial yang ditandai oleh persaingan untuk
mencapai tujuan tertentu. Contohnya, persaingan untuk mencapai pekerjaan atau
jabatan tertentu, atau persaingan siswa di sekolah untuk mencapai peringkat
pertama di kelas.
Pertentangan
atau pertikaian penyesuaian kembali, jika fungsi norma-orma sosial dan
toleransi antara pribadi masih cukup kuat. Kecuali itu pertikaian dapat pula
membantu memperkuat kembali norma-norma sosial yang hampir tidak berfungsi
dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini pertikaian merupakanproses
penyesuaian antara norma-norma yang lama
dengan norma-norma sosail yang baru sesuai dengan kepentinga yang di butuhkan
dalam masayarakat tertentu.
4. Akomodasi
Adalah
: suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukan keseimbangan
yang berhubungan dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
Akomodasi
sebenarnya suatu bentuk proses sosial yang merupakan perkembangan dari bentuk
pertikaian, dimana masing-masing pihak
melakukan penyesuain dan berusaha mencapai kesepakatan untuk tidak saling
bertentangan.
Menurut
soedjono akomodasi adalah : suatu keadaan dimana suatu pertikain atau komplik
mendapat penyelesaian sehingga terjaling kerjasama yang baik kembali.
Tujuan
akomodasi adalah :
a. Untuk
mengurasi pertentangan antara orang per orangan atau kelompok-kelompok manusia
sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan
satu sintesa antar kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan satu pola yang
baru.
b. Untuk
mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer.
c. Bisa
menyatukan kelompok-kelompok yang terpisah atau yang berkasata.
d. ,engusahakan
peleburan anrata kelompok-kelompoksosail yang terpisah, misalnya melalui
perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti yang luas.
Sumber:
Ahmadi, Abu.1982.sosiologi pendidikan.surabaya:bina ilmu.
Tambahan..
0 komentar