Oleh Nova suntia yusni
PEMBELAJARAN DI TK
PEMBELAJARAN DI TK
I.
Prinsip Belajar
1.
Pengertian
Belajar
Belajar
adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang
tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
2. Prinsip - Prinsip Belajar Secara Umum
Prinsip 1 : Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah suatu produk manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kepada individu. Belajar bukan berarti melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi suatu proses perubahan yang unik di dalam diri si pelajar sendiri. Oleh karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si pelajar tetapi menciptakan iklim atau suasana sehingga si pelajar mau melakukan dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki oleh si pengajar.
Prinsip 2 : Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini berarti bahwa belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. Untuk itu segala sesuatu yang relevan bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri.
Prinsip 3 : Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia menjadi atau dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. Manusia tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. Untuk belajar yang efektif tidak cukup jika hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut perlu diberikan pengalaman.
Prinsip
4 : Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat
proses belajar. Manusia pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling
membantu. Dengan kerja sama, saling berinteraksi dan berdiskusi, di samping
memperoleh pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran
dan daya kreasi individu.
Prinsip 5 : Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah suatu proses yang lama karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh, dan mungkin pengalaman sebelum menerima atau berprilaku baru. Bagaimanapun menguntungkannya bagi dirinya, belajar akan selalu dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat mengganggu. Untuk itu dalam mengajar hasilnya tidak dapat diperoleh dengan segera dan tidak boleh tergesa-gesa tetapi memerlukan kesabaran dan ketekunan.
Prinsip
6 : Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan karena
menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat berharga bagi
dirinya, bahkan mungkin harus melepaskan sesuatu yang menjadi jalan hidup atau
pegangan hidupnya. Untuk itu dalam memperkenalkan hal-hal baru yang menghendaki
seseorang berprilaku baru sebaiknya dilakukan tidak secara drastis dan radikal.
Harus berhati-hati dan sedikit demi sedikit sehingga individu mau meninggalkan
perilaku lama dengan senang hati, tidak menyakitkan hati, dan tidak menimbulkan
frustasi
.
Prinsip 7 : Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses intelektual tetapi emosi juga turut menentukan. Oleh karena itu hasil belajar sangat ditentukan situasi psikologis individu pada saat belajar. Bila seseorang sedang dalam keadaan kalut, murung, frustasi, konflik, dan tidak puas, maka jangan dibawa ke dalam suatu proses belajar.
Prinsip 7 : Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses intelektual tetapi emosi juga turut menentukan. Oleh karena itu hasil belajar sangat ditentukan situasi psikologis individu pada saat belajar. Bila seseorang sedang dalam keadaan kalut, murung, frustasi, konflik, dan tidak puas, maka jangan dibawa ke dalam suatu proses belajar.
Prinsip 8 : Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai gaya belajar dan keunikan sendiri dalam belajar. Untuk itu pengajar harus menyediakan media belajar yang bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan keunikan dan gaya masing-masing.
Seluruh prinsip-prinsip tersebut mencakup situasi proses belajar yang menguntungkan, mempunyai ciri-ciri komunikasi yang bebas dan terbuka, konfrontasi penerimaan, respek, diakuinya hak untuksalah, kerja sama kolaborasi, saling mengevaluasi, keterlibatan tiap individu, aktif, kepercayaan, dan lainnya.
Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Bermain
Sambil Belajar dan Belajar Seraya Bermain
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan cara yang
paling baik untuk mengembangkan kemampuan sesuai kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum.
2. Pembelajaran
Berorientasi pada Perkembangan Anak
Anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis
yang khas, yang mencakup aspek Moral & Nilai-nilai Agama, Kognitif, Sosial,
Emosional & Kemandirian, Fisik/motorik, Berbahasa dan Seni.
3. PembelajaranBerorientasi
pada KebutuhanAnak.
Anak membutuhkan stimulasi untuk membantu pertumbuhan fisik dan perkembangan
psikis secara optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran di TK dirancang untuk
memenuhi kebutuhan tersebut
4. Pembelajaran
Berpusat Pada Anak
Pembelajaran di TK hendaknya menempatkan anak sebagai subjek
pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajaran diarahkan atau
berpusat pada anak. Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak, anak diberi
kesempatan untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan
atau mengalami sendiri. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
5.
Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik
Pembelajaran di TK menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai
sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak, menyatukan isi
kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan kata anak,
dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Tema dipilih berdasarkan prinsip kedekatan,
kesederhanaan, kemenarikan, dan keinsidentalan.
6. Kegiatan
Pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik,
yang membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis,
kreatif, dalam suasana yang menyenangkan.
7. Pembelajaran
Mengembangkan Kecakapan Hidup
Pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup.
Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu, baik melalui pembiasaan
maupun pengembangan kemampuan dasar.
8. Pembelajaran
Didukung oleh Lingkungan Yang Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus menarik dan menyenangkan anak,
dengan memperkirakan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain.
Penataan ruang kelas disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam
bermain agar anak dapat berinteraksi secara optimal dengan guru dan anak lain.
Pembelajaran hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya.s
9. Pembelajaran
yang Demokratis
Pembelajaran yang demokratis memungkinkan terjadinya interaksi
yang optimal antara guru dengan anak didik dan antara anak dengan anak untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan anak-anak sama-sama berkepentingan untuk
menciptakan suasana belajar. Oleh sebab itu, guru hendaknya selalu memberi
kesempatan kepada anak kepada anak untuk aktif memberikan reaksi dan memberi
tanggapan tanpa merasa takut.
10. Pembelajaran
yang Bermakna
Merupakan suatu proses pembelajaran yang efektif dan membawa
pengaruh perubahan terhadap tingkah laku anak didik dalam mencapai kompetensi
atau tujuan yang telah dirumuskan. Sehubungan dengan itu maka guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi
antara berbagai pihak yang terlibat didalamnya
Adapun prinsip tambahan yaitu :
1.
Kedekatan
2.
Kemenarikan
Perlunya menumbuhkan minat dan antusiasme
siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiktif atau kompleks.
Diharapkan siswa memiliki kepekaan indra untuk merespon (jika siswa merespon
dengan baik maka guru telah berhasil menarik daya pikir imajinasi anak ).
Contoh : suasana kelas diubah menjadi hutan belantara yang gelap, lampu
dimatikan beberapa dekorasi kelas disulap menjadi pohon-pohon. Siswa diharuskan
membawa senter, tas ransel dan makanan. Alangkah bagusnya lagi jika diiringi
dengan suara2 seperti air yang mengalir, suara harimau, suara monyet dll
3.
Kesederhanaan
Sarana prasarana yang digunakan untuk proses
pembelajaran tidak perlu memakan biaya yang sangat banyak, contoh : Untuk
membuat latar hutan di kelas, guru bisa membuat beberapa pohon dari karton,
beberapa lembar kain yang dijuntaikan (sebagai akar), atau bahkan langsung
memindahkan pot-pot tanaman kedalam kelas sebagai deskripsi dari hutan. Untuk
suasana gelap guru bisa mematikan lampu kelas dan menutup jendela. Selain itu
dramatisasi suara binatang dan air bisa di dapat dari kaset.
4.
Keinsidentilan
Pengajar mampu mengambil hikmah atas setiap
kejadian yang tiba-tiba terjadi dalam proses pembelajaran sehingga bisa menjadi
pelajaran yang berharga bagi siswa. Contoh : Ketika kamping di hutan ada anak
yang menangis karena gelap, kejadian insidentil ini harus cepat tanggap di
respons oleh guru dengan memberikan pengertian tentang gelap, memasukkan nilai2
agama, moral sehingga kepercayaan diri sang anak tumbuh dan dia berheni
menangis.
5.
Kemandirian
Siswa diminta
untuk menunjukkan penguasaan materi terhadap pengalaman yang telah dialaminya,
contoh : Setelah acara kamping di kelas selesai diadakan, siswa diminta untuk
menggambar hutan berdasarkan imaginasi dan informasi yang didapatinya ketika
berpetualang bersama guru dan teman-temannya tadi.
III.
Asas-Asas Pembelajaran di TK
1.
Asas Apersepsi
Kegiatan
mental anak dalam mengolah hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang
dilakukan guru hendaknya memperhatikan pengetahuan dan pengalaman awal agar
anak bisa mencapai hasil belajar secara optimal.
2.
Asas Kekongkritan
Melalui
interaksi dengan obyek-obyek nyata dan pengalaman kongkrit, pembelajaran perlu
menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar apa yang dipelajari anak
menjadi lebih bermakna, misalnya menggunakan gambar binatang untuk mempelajari
binatang, membawa binatang (hidup) kedalam kelas, menggunakan audio visual
tentang banjir untuk mempelajari tentang air, dan lain-lain
3.
Asas Motivasi
Belajar akan
optimal jika anak memiliki dorongan untuk belajar. Oleh sebab itu pembelajaran
hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemauan anak. Misalnya.
Memberi penghargaan kepada anak yang berprestasi dengan pujian atau hadiah;
memajang setiap karya anak di kelas; lomba antar kelompok; melibatkan setiap
anak pada berbagai kegiatan lomba dan kegiatan TK; melakukan pekan unjuk
kemampuan anak
4.
Asas Kemandirian & Asas Kerjasama
Kemandirian
dan kerjasama merupakan upaya yang dimaksudkan untuk melatih anak dalam
memecahkan masalahnya serta mengembangkan keterampilan sosial . Oleh sebab itu,
pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan kemandirian dan
ketrampilan sosial anak, misalnya tata cara makan, menggosok gigi, memakai
baju, melepas dan memakai sepatu, buang air kecil dan buang air besar,
merapikan mainan setelah dipakai, dan lain-lain
5.
Asas Individualisasi
Karena setiap
anak itu bersifat unik, berbeda dengan anak yang lain, maka pembelajaran
hendaknya memperhatikan perbedaan individu, misalnya perbedaan latar belakang
keluarga, perbedaan kemampuan, perbedaan minat, perbedaan gaya belajar, dan
lain-lain agar anak mencapai hasil belajar secara optimal.
6.
Asas Korelasi & Asas Belajar Sepanjang Hayat
Korelasi merupakan
pengembangan aspek yang satu dengan aspek yang lain saling berkaitan, dan
berlangsung sepanjang hayat, dan anak belajar tidak hanya berlangsung di TK
tetapi sepanjang hayat anak. Sehingga diupayakan untuk membekali anak agar bisa
belajar sepanjang hayat dan mendorong anak selalu ingin dan berusaha kapanpun
dan dimanapun.
Sumber
atau Rujukan
0 komentar