BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses penyesuian
diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau
juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral,
intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya
dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya
dengan Allah Yang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
Dalam tujuan
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk menghasilkan
manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 2
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani
dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan,
kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan,
dan berorientasi pada masa depan.
Pendidikan
tidak hanya untuk kepentingan individu atau pribadi, tetapi juga untuk
kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Peraturan P$emerintah (PP)
No. 29 Tahun 1990. Selain pendidikan dipusatkan untuk membina kepribadian
manusia, pendidikan juga diperuntukkan guna pembinaan masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
beberapa uraiaan diatas, timbul beberapa permasalahn sebagai berikut :
a. Apa itu
filsafat pendidikan ?
b. Apa saja
objek dan subjek filsafat ?
c. Mengapa
filsafat penting bagi manusia ?
d. Apa saja
ruang lingkup filsafat ?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari
uraian diatas, penulis mempunyai tujuan pembahasan, diantaranya sebagai berikut
:
1.
Memenuhi tugas akhir yang diberikan pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Universitas Negeri Padang
2. Menjelaskan
definisi filsafat pendidikan
3. Mengetahui
objek dan subjek filsafat
4. Mengetahui
bahwa filsafat sangat penting bagi manusia
5. Untuk
mengetahui ruang lingkup filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
a.
secara etimilogi dan sematik
Kata
filsafat berasal dari bahasa arab : filsafah,
yang berasal dari bahasa yunani yaitu philo
berarti cinta dan Sophia, berarti
bijaksana. Jadi orang yang cinta kebijaksanaaan berarti orang yang berusaha
memusatkan perhatian dan menciptakan sikap positif terhadap sesuatu.
b.
Berdasarkan Devinisi
Menurut
the Liang Gie.. lebih kurang 350 definisi tentang filsafat itu dalam
hal ini kita tarik kesimpulan filsafat itu adalah pemkiran yang
sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti mengenai Ketuhanan, alam dan manusia
yang bertujuan hanya untuk mencari hakikat kebenaran.
c.
Secara Praktis
Dilihat
dari segi praktisnya, filsafat berarti “alam
pikiran”. Berfilsafat berarti berfikir, namun bukan semua berfikir berarti
berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
B. Definisi Filsafat
Defenisi konsepsional
filsafat : E.S. Ames merumuskan filsafat
sbagai “a comprehensive view of life and its meaning, upon the basis of the
results of the various sciences,” tersimpul dalam defenisi diatas adalah
pengertian “phylosophy is the mother of sciences” dan “synoptic thinking” atau
metode berfikir synopsis. Dari definisi ini kita mendapat gambaran pengertian
filsafat sebagai system atau sistematika filsafat yaitu metafisika, etika, dan
logika, yang artinya secara berturut adalah teori tentang kosmologi dan
ontology, teori tentang nilai moral dan ajaran berfikir filosofis, yaitu logika
simbolis dari George Boole, dan kawan-kawan.
Berikut ini
beberapa defenisi dan tokoh ilmuwan-ilmuwan filsafat.
1. Plato (427-347 SM)
Seorang
filosuf Yunani, yaitu murid Socrates dan guru Aristoteles, berpendapat
“Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli”
2. Aristoteles (384-322SM)
Mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika menyelidiki sebab dan azas
segala benda.
3. Mancus Tillus litero (106 SM-43 SM)
Berpendapat bahwa “Filsafat adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Prof. Dr. Fuad Hasan
Menyimpulkan filsafat adalah suatu ikhtisar untuk
berfikir radikal, artinya mulai dari radiaksinya suatu gejala, dan akarnya
suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dengan jalan tersebut filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
Walaupun
hanya untuk beberapa definisi yang dikemukakan, namun belum dapat diketahui
secara pasti apa hakikat filsafat itu, sebab perbedaan dan pertentangan antara
satu dengan yang lainnya. Walau demikian terdapat persamaan-persamaan yang
mendasar yaitu:
1.
Bahwa filsafat
adalah suatu bentuk “mengerti”
2.
Semua (yang
mengemukakan definisi) mengakui bahwa filsafat termasuk “ilmu pengetahuan”.
3.
Ilmu pengetahuan yang
mengatasi lain-lain ilmu. Mengatasi dalam arti lebih mendalam, lebih umum
universal. Lebih sesuai dengan kodrat manusia.
C. Subjek dan Objek Filsafat
Ø Subjek Filsafat
Kesimpulan, “Berfilsafat adalah berfikir namun tidak semua berfikir
berarti berfilsafat”, maka dapat disimpulkan bahwa “subjek” Filsafat adalah
Seseorang yang berfikir/memikirkan hakekat segala sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan mendalam.
Kalau seorang Phytagoras atau Socrates menyebut dirinya sebagai Philosophus atau pecinta kebijaksanaan,
yang artinya orang yang ingin mempunyai pengetahuan yang luhur , maka beliau
adalah Subjek Filsafat.
Ø Objek Filsafat
Sebagaimana yang disampaikan Aristoteles dalam karyanya Metaphysica.
“semua orang menurut kodratnya ingin tahu/mengerti”. Mengerti tentang apa saja,
yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik atau alam maujud. Jadi objek lapangan filsafat adalah sesuatu yang tujukan
pada sebab dan azas serta hakikat segala benda.
Jadi
pada garis besarnya objek/lapangan ialah alam dan manusia yang merupakan bagian
dari alam.
Kalau
“filsafat” ini adalah juga salah satu ilmu, maka ia adalah juga sebagai objek .
objek yang dimaksud dapat dibedakan atas dua hal :
§ Objek Material, yaituobjek jika dilihat secara
keseluruhan.
§ Objek Formal, yaitu objek jika dipandang menurut suatu
aspek, atau sudut tertentu saja.
Berikut disampaikan pendapat beberapa para ahli
tentang objek dan sudut pandangan filsafat
1. Menurut Mr. D. C Mulder menulis
sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai
berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan
mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan
itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
2. Prof.
DR. MJ Langeveld
“…Bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran
keseluruhan serta sekalian secara radikal dan menurut sistem.
a. Maka keseluruhan sarwa itu adalah pokok yang
dipikirkan orang dalam filsafat.
b. Adapula pemikran itu sendiri yang terdapat dalam
filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya.
c. Pemikiran itu pula adalah bagian dan pada keluruhan,
jadi dua kali ia terdapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan
sarwa sekali sekalian.
3. DR.
Oenar Amin Hoesin
“oleh karena itu manusia mempunyai pikiran, maka ia
mempunyai kecendrungan hendak berfikir tentang segala sesuatu yang ada dalam
alam semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Objek tersebut di
atas adalah menjadi objek material filsafat”.
4.
Louis Kattsoff
“Lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya, yaitu
mencakupi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin
diketahui oleh manusia”.
Ada beberapa objek yang dikaji oleh
filsafat
a. Objek
material yaitu segala sesuatu yang realitas
1.
Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta
2.
Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif
(nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak
(Tuhan Pencipta alam semesta)
b. Obyek
Formal/ Sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan
bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realitas secara
luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh
pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika,
teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain haruslah dibawa kepada
filsafat dalam pengertian realita.
D. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia
Ilmu
filsafat dapat digunakan sebagai pedoman dalam kenyataan kehidupan sehari-hari,
baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Secara teoritis tujuan
filsafat adalah untuk mencari kebenaran yang hakiki, teliti mengenai ketuhanan,
alam semesta dan manusia itu sendiri, hingga dengan sendirinya bagian filsafat yang teoritis itu akan
bermuara pada kehendak dan perbuatan yang praktis.
Pentingnya
filsafat bagi manusia, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
1.
Plato
Filsafat sebagai keinginan yang luar biasa maha berharga.
2.
DR. Oemar A.
Hoesin
“Filsafat itu memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib akan kebenaran.
3.
Prof. St. Takdir
Alisyahbana
Bagi manusia seorang filsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya
dengan perasaan bertanggung jawab.
Pentingnya filsafat bagi manusia dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih
mendidik dan membangun diri sendiri.
b. Seseorang semakin pantas disebut “berkepribadian”,
semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, semakin memiliki “kebijaksanaan”.
c. Filsafat mengajar dan melatih kita memandang engan
luas , jadi menyembuhkan kita dan kepicikan dan “aku-isme” dan “aku-sentrisme”.
d. Filsafat diharapkan menjadikan kita orang-orang yang
dapat berfikir sendiri, tidak terlalu berpengaruh oleh pendapat umum
(ikut-ikutan).
Jika dipandang menurut isinya filsafat
penting bagi manusia karena :
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan manusia.
2. Hidup manusia dipimpin oleh pengetahuannya. Sebab itu mengetahui
kebenaran yang tersadar berarti mengetahui dasar-dasar hidup manusia tersebut.
3.
Khususnya
bagi seorang pendidik (pedagogi), filsafat mempunyai kepentingan istimewa,
karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dan ilmu pengetahuan lainnya.
Terakhir, pentingnya filsafat bagi
manausia karena filsafat berusaha menemukan dan mengenali diri manusia dengan
mengenali dirinya, manusia akan “mengenali” penciptanya dan ras-nya.
E. Ruang Lingkup Filsafat
Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu
lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu
lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri
yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh
ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan
ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan,
tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya
dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara
ilmiah dan mempertanggung jawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Para ahli mengatakan bahwa ruang
lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
ü
Tentang hal mengerti,
syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
ü
Tentang ada dan tidak ada.
ü
Tentang alam, dunia dan seisinya.
ü
Menentukan apa yang baik dan apa
yang buruk.
ü
Hakikat manusia dan hubungannya
dengan sesama makhluk lainnya.
ü
Tuhan tidak dikecualikan.
Filsafat adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempunyai sifat-sifat ilmu pengetahuan. Akan tetapi jelaslah
bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat
boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi objeknya tidak terbatas, jadi
mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang
tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri.
Para ahli mengatakan bahwa ruang
lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
a.
Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
b.
Tentang ada dan tidak ada.
c.
Tentang alam, dunia dan seisinya.
d.
Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
e.
Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
f.
Tuhan tidak dikecualikan.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis. Guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu
barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang
diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat
dibedakan atas 2 hal :
1. Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang
harus ada dan ada yang tidak harus ada.
2. Objek formal adalah bersifat mengazaskan atau berprinsip dan oleh karena mengazas, maka filsafat itu mengkonstatis
prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran.
Para ahli mengatakan bahwa ruang
lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
1. Tentang hal mengerti,
syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2. Tentang ada dan tidak ada.
3. Tentang alam, dunia dan seisinya.
4. Menentukan apa yang baik dan apa
yang buruk.
5. Hakikat manusia dan hubungannya
dengan sesama makhluk lainnya.
6. Tuhan tidak dikecualikan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri. Sebagai mahasiswa
pendidikan yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik, dalam
melaksanakan tugasnya hendaknya pendidik harus mengetahui dan memahami terlebih
dahulu Pengertian Filsafat dalam pendidikan. Dan filsafat dapat digunakan
sebagai pedomaan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat.
0 komentar