Nova suntia Yusni
TEKNOLOGI DAN PERADABAN MANUSIA
A. Teknologi dan Peradaban
Teknologi adalah sebuah terminologi
yang berasal dari Barat/Yunani, yaitu “technology”. Dia merupakan penerapan
atau implementasi dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk tujuan tertentu.
Tujuan tertentu ini antara lain untuk pemecahan suatu masalah (problem
solving), untuk menghasilkan suatu produk, dan sebagainya.
Namun seiring dengan awal
perkembangan teknologi yang berasal dari Barat, maka seringkali teknologi
dikaitkan dengan ide-ide “kebarat-baratan” atau “Western”, seperti Demokrasi,
Freedom, Free market ekonomi, pergaulan bebas, dan sebagainya. Contoh tidak
perlu jauh-jauh, misalnya komputer atau internet. Kedua perkembangan teknologi
ini seringkali ‘ditunggani’ dengan ide kebarat-baratan tersebut. Sebagaimana
kita ketahui, salah satu hal yang turut “mendukung” perkembangan internet
adalah pornografi. Pornografi sendiri merupakan hasil budaya permisif dari
Barat yang menghalalkan penampakan aurat dan perbuatan zina. Maka ketika
internet masuk ke Indonesia, seolah-olah budaya pornografi tersebut “harus”
turut masuk ke Indonesia.
Contoh lain misalnya televisi, di
mana televisi seringkali memuat pesan-pesan hegemoni Barat. Pesan-pesan
hegemoni Barat tersebut dapat kita rasakan melalui tayangan-tayangan film atau
iklan. Film yang menyampaikan “pesan” hegemoni barat tidak melulu film Barat,
tapi juga film produk dalam negeri yang muatannya bahkan lebih barat dari orang
barat. Dan tidak sedikit dari film dalam negeri tersebut yang merupakan jiplakan
total dari ide barat.
Teknologi dan peradaban seringkali
dijadikan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seakan-akan teknologi yang
berasal dari Barat tidak bisa dipsiahkan dengan peradaban Barat itu sendiri.
Maksudnya, ketika kita menerima sebuah teknologi, seringkali kita merasa tidak
bisa menerimanya tanpa menerima nilai-nilai peradaban barat di dalamnya.
Padahal teknologi dan peradaban adalah dua hal yang terpisah. Kita perlu
membedakan antara teknologi yang diciptakan oleh para ahlinya dengan peradaban
barat itu sendiri.
Peradaban barat berarti demokrasi,
liberalisasi wanita, kebebasan tanpa batas, kapitalisme, kejahiliyahan, dan
sebagainya. Semuanya itu adalah nilai-nilai muatan, cara hidup, atau way of
life yang dimiliki oleh peradaban barat. Sedangkan teknologi adalah suatu hal
yang lain lagi (sudah di bahas di atas).
Teknologi adalah suatu hal yang
bebas nilai, ia hanyalah sebagai alat sebagai media. Muatan atau nilai yang
terkandung di dalamnya tergantung dari siapa yang ada di balik teknologi
tersebut. Manakala teknologi dipegang oleh kebathilan, maka tidak heran jika
sering menjadi suatu hal yang merusak dan menghancurkan. Bahkan tidak mungkin,
teknologi itu akan meruntuhkan peradaban barat itu sendiri, atau sebaliknya.
Tapi manakala teknologi itu dikendalikan oleh al hag (kebenaran), maka insya
Allah dia akan menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam. Di sini saya juga
ingin mengatakan bahwa ukuran sebuah negara maju jangan semata-mata hanya
dilihat dari perkembangan teknologinya. Selain dilihat dari perkembangan
teknologi, juga harus dilihat dari nilai-nilai yang dimiliki oleh negara
tersebut.
Seharusnya kita juga sudah bisa
menilai apakah saat ini kita sedang dalam proses modernisasi ataukah
westernisasi. Kita bisa runut beberapa bentuk sikap penerimaan ummat terhadap
perkembangan teknologi. Ada beberapa sikap yang ditampakkan oleh manusia ketika
menghadapi teknologi, yaitu:
- Menerima secara totalitas (tanpa filterisasi)
- Menerima dengan filterisasi
- Menolak mentah-mentah
Dari ketiga sikap di atas, ada dua
kutub ekstrim sikap penerima, yang satu menerima secara membabi buta
(totalitas), dan yang satu lagi menolak mentah-mentah. Bagi yang menerimanya
secara totalitas, maka dia berarti juga menerima nilai-nilai peradaban barat.
Sehingga tanpa sadar orang ini menjadi agen-agen penyebaran nilai-nilai barat.
Orang ini tidak bisa membedakan antara teknologi dengan nilai-nilai peradaban.
Atau bisa jadi orang ini mengerti akan perbedaannya, namun menderita penyakit
inferior atau minder, sehingga “rela” (jika tidak ingin dikatakan terpaksa)
menerima nilai-nilai peradaban barat dan turut menyebarkannya.
Sedangkan bagi yang menolaknya
secara mentah-mentah, maka ini adalah model sikap yang tertutup. Mungkin orang
ini memiliki idealitas, tapi sayangnya dia tidak mau menerima realitas. Padahal
ilmu (hikmah) itu adalah hak setiap muslim, di mana saja ia menjumpainya, maka
di sanalah dia berhak untuk mengambilnya. Dan Islam memberi kebebasan dan tidak
mengekang akal dalam hal memikirkan fenomena alam, meningkatkan martabat ilmu
dan ahlinya, serta ramah terhadap setiap orang yang mampu menyumbangkan
kebaikan dan faedah. Sehingga, sikap yang baik adalah dengan memilah-milah
terlebih dahulu, manakah yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang kita yakini
dan mana yang tidak.
Apabila seorang ilmuwan, engineer,
mahasiswa, dan seterusnya, berpegang teguh ajaran agama, maka teknologi yang
dihasilkan niscaya berguna untuk semesta alam. Karena teknologi yang dihasilkan
juga diiringi dengan muatan-matan Rabbani yang mensejahterakan ummat manusia,
menjunjung tinggi nilai keadilan, dan bersahabat dengan lingkungan. Oleh karena
itu, marilah kita tanamkan dalam diri kita keimanan yang mantap, lalu beramal
mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut untuk mengembangkan teknologi yang rahmatan
lil’alamin. Dengan demikian, antara teknologi dan peradaban dapat saling
mendukung satu sama lain. Perkembangan teknologi mendukung perkembangan
peradaban, demikian juga sebaliknya.
B. Inovasi dan Perubahan
Peradaban Manusia
Sejarah membuktikan, bahwa pada
tahun 1895, Guglielmo Marconi, peneliti dari Italia, membuat sebuah perangkat
yang dapat mentransfer sinyal elektris melalui udara dari rumahnya ke rumah
tetangganya. Penemuan itu menjadi cikal bakal radio saat ini. Dapat
dibayangkan jika penemuan tersebut tidak ditindak lanjuti dengan penemuan
komponen-komponen transistor dan resistor yang berukuran lebih kecil dan juga
juga lebih canggih. Sampai sekarang kita masih akan menggunakan radio kuno yang
berukuran besar dengan kualitas suara yang buruk.
“Setiap perusahaan seharusnya
memiliki visi menjadi inovator di bidangnya masing-masing, yaitu mengembangkan
teknologi yang sudah ada maupun menemukan teknologi baru. Untuk bertahan
menghadapi persaingan memang sangat berat dilakukan pada zaman resesi ekonomi
seperti saat ini, namun itulah strategi dan komitmen yang harus dilakukan.
Salah satu tonggak bersejarah dalam teknologi komunikasi manusia adalah
ditemukannya teknologi code division multiple access (CDMA) oleh Qualcomm yang
mulai mendemontrasikan pada awal tahun 1990. perkembangan berikutnya
membawa perusahaan kepada peluncuran jaringan CDMA pertama secara komersial di
Hongkong pada tahun 1995. Karena kinerja dan potensi dari teknologi ini,
International Telecommunication Union (ITU) kemudian memilih CDMA sebagai salah
satu standar generasi-ketiga (3G) pada tahun 1999. hari ini sistem 3G CDMA
secara de facto telah diterapkan oleh berbagai operator di seluruh dunia karena
dapat menyediakan layanan suara dan data berkualitas tinggi kepada jutaan pengguna
telekomunikasi tanpa kabel.
Berdasarkan data 3g today.com, per
31 Juli 2004, terdapat 128 juta pelanggan 3G CDMA di seluruh dunia. Selain itu
53 vendor telah memanfaatkan teknologi 3G CDMA dalam produk-produk mereka yang
telah mencapai 543 jenis perangkat/ layanan CDMA. Juga telah tercatat 104
vendor di 46 negara termasuk TelkomFLEXI, Esia, Starone dan Mobile-8 sebagai
operator 3G.
Di Indonesia perkembangan CDMA cukup
menggembirakan. Mulai dikenal secara komersial pada pertengahan tahun 1990-an
dengan penawaran CDMA One dari Komselindo. Kemudian, sejak akhir tahun 2002,
beberapa operator telah mulai menjajami peluang pasar CDMA di Indonesia.
Mula-mulai PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) meluncurkan produk dan layanan
CDMA dan brand TelkomFlexi, yang baru saja merayakan keberhasilannya meraih 1
juta pelanggan.
Kemudian disusul oleh PT. Bakrie
Telcom (sebelumnya dikenal sebagai PT. Ratelindo) dengan layanan Esia. Tak lama
kemudian, Mobile-8 didirikan dan menyajikan produk serta layanan berbasis
CDMA2000 1X dengan meluncurkan Fren. Indosat belum lama ini juga turut
meramaikan pasar dengan menghadirkan StarOne di Surabaya dan Jakarta.
Sebelumnya, PT. Mandara Selular Indonesia baru saja menawarkan sebuah solusi
telekomunikasi dengan basis teknologi CDMA2000 1X pada level frekuensi 450 MHz
(CDMA450) di Lampung.
Hal ini berarti, walaupun kehadiran
CDMA sebagai alternatif baru di Indonesia menghadapi beragam persepsi publik
yang pro dan kontra, semakin banyak saja operator telekomunikasi yang menyadari
betapa besarnya peluang pada CDMA ini. Contohnya Primasel yang baru saja
mengumumkan akan segera melakukan migrasi dari teknologi personal handyphone
system (PHS) menjadi CDMA.
Harry Nugraha, Senior Director &
Country Manager Qualcomm Indonesia mengatakan, “Saya yakin teknologi ini akan
membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih kompetitif di berbagai bidang
dengan menyajikan sarana telekomunikasi terbaik di industri. Dan Qualcomm
berada di sini untuk mendukung 100 persen baik operator, regulator, maupun
organisasi manapun yang berkomitmen untuk menawarkan solusi telekomunikasi
berbasis CDMA di Indonesia.
Qualcomm Incorporated sendiri
dikenal sebagai perusahaan yang memelopori teknologi CDMA. Dengan
mengefektifkan penggunaan spektrum frekuensi radio, CDMA memungkinkan para
operator mengakomodasikan lebih banyak lalu lintas data dan suara dalam
jaringan mereka dibandingkan dengan teknologi lain. Dengan kata lain CDMA
memungkinkan lebih banyak orang untuk berkomunikasi pada saat bersamaan.
Walau pergerakan pertumbunan operator
sangat menggembirakan, sayangnya belum diikuti dengan kekayaan layanan CDMA di
Indonesia. Padahal, di negara-negara lain yang memiliki jumlah operator lebih
sedikit layanan content-nya sudah sangat kaya dan beragam.
Oleh karena itu, muncul persepsi di
masyarakat bahwa layanan CDMA di Indonesia masih belum jauh berbeda dengan
layanan yang disediakan oleh operator berbasis teknologi GSM, sehingga
diferensiasi produk belum tampak siginifikan. Walaupun suaru diakui jauh lebih
jernih, layanan yang dapat dioperasikan maksimal sementara ini masih didominasi
suara dan SMS saja.
Padahal, CDMA memungkinan lebih
banyak fitur dan inovasi dengan memanfaatkan kemampuan transfer data-nya.
Seperti video streaming, MP3, email, karaoke, location-based service (LBS), dan
interactive games.
Bisa kita bandingkan dengan beberapa
negara di kawasan Asia yang memiliki kultur budaya dan pola bisnis yang hampir
sama dengan Indonesia. Di sana perkembangan CDMA sudah sampai pada tahap yang
sangat menggembirakan, seperti Thailand. Thailand hanya memiliki satu operator
CDMA dan harus bersaing dengan tiga operator berbasis teknologi berbeda. Namun,
dengan positioning yang kuat dan strategi diferensiasi produk yang terarah,
operator CDMA tersebut, Hutchison CAT, sedang menikmati kepopuleran dan
pertumbuhan pelanggan yang menggembirakan.
Uraian tentang perkembangan
teknologi komunikasi di atas, merupakan indikasi bagi kita bahwa dengan selalu
berinovasi dalam berbagai produk teknologi akan membawa perubahan peradaban
manusia kearah yang lebih maju. Tanpa inovasi, teknologi tidak akan berkembang
dan peradaban manusia seakan berjalan di tempat.
C. Sisi Negatif Kondisi
Peradaban Manusia
Peradaban manusia di zaman modern
sekarang ini ditandai oleh kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), bahwa kemajuan di bidang teknologi 90% terjadi pada abad ke-20 ini.
Kemajuan cepat di bidang teknologi yang merupakan lompatan teknologi (jumping
technology) ini terjadi diberbagai segi kebutuhan hidup manusia. Akibatnya
mengkejutkan kehidupan sosial, budaya dan peradaban manusianya.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan (science)
itu merupakan upaya manusia dalam menjelaskan secara sistematis dan teroganisir
dari hasil pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT,
sebagai ayat-ayat kauniyah ilahi.”Science is the organized
exploration of the universe and the systematic accumulatio of knowledge.” Sedangkan
teknologi adalah upaya sistematis dalam pengetrapan ilmu pengetahuan untuk
mempermudah pemenuhan hajat kebutuhan hidup manusia. “Technology is the
purposeful application of knowledge to solve problems and to meet human needs.”
Secara esensial tidak ada ilmu
pengetahuan dan teknologi itu bertentangan dengan ajaran agama. Hanya saja
dalam proses kemajuan IPTEK yang terkait dengan nilai-nilai agama yang bersifat
spritual dan moral seringkali diabaikan. Akibatnya kehidupan sosial budaya
serta peradaban manusia yang didominasi kemajuan teknologi itu cenderung
sekularistis.
Dalam penggunaan hasil teknologi
elektronika misalnya, manusia menghasilkan alat komunikasi dan informasi yang
sangat canggih. Hasil teknologi informasi itu apabila dipergunakan oleh manusia
maka akan dapat merubah peradaban manusia. Salah satu bentuk ketegangan dan
kemelut yang terjadi akibat dari penetrasi media informasi adalah hancurnya
nilai-nilai tradisional yang luhur dan masuknya nilai-nilai modern yang
destruktif. Media informasi mutakhir sarat dengan pesan-pesan yang mendorong
gairah seksual (sexsual permissiveness) serta perilaku keras (aggressivasiness),
budaya konsumenisme, dan peradaban hidup sekuleristis. Hal ini lebih nampak
pada sebahagian besar kawula muda, bahwa media informasi menjadi konsumsi
emisional yang dapat memberi kepuasan batin mereka sehari-hari.
Herbert Schiller mengungkapkan
tentang imperialisme kultur lewat penguasaan teknologi informasi dalam
tulisannya “Communication and Cultural Domination” (1976). Para ahli
komunikasi telah sepakat, bahwa sekarang telah terjadi arus informasi satu arah
yang datang dari Negara Barat. Dengan membanjirnya informasi dari Barat yang
berupa film-film, video rekaman, pemberitaan dan segala bentuk propaganda Barat
lainnya yang setiap hari dapat disaksikan melalui layar kaca yang ada di setiap
rumah; akibatnya apa yang dianggap penting oleh orang Barat, orang Timur dan Selatan
menganggap penting pula. Apa yang mereka abaikan dari nilai moral dan kesopana,
di Timur cenderung mengabaikan pula. Anak-anak muda kita akan lebih hafal
riwayat perjuangan nyanyi Michael Jackson dan bintang film lainnya, ketimbang
riwayat perjuangan para sahabat Rasulullah SAW, mereka lebih mengetahui tentang
kebakaran rumah di Kentucky ketimbang bencana yang menimpa bangsa di negeri
sendiri, mereka lebih mengelu-elukan pemuda Texas bersepda motor melompat
gedung tinggi tanpa guna, ketimbang karang taruna yang membenahi rumah-rumah
kumuh di daerahnya. Inilah barangkali yang menyebabkan anak muda tercabut dari
kultur dan keadaan sosial lingkungan masyarakat.
Di sisi lain peradaban manusia
dibawa ke arah perubahan sistem nilai dan pengaburan normatif, sebagaimana yang
telah disampaikan oleh Bioteknologi dan Rekayasa Genetif (genetic
engineering) yang bermula dari pengetahuan manusia tentang “rantai
kromosom inti sel” sebagai gen (fragmen) kemudian dikembangkan sehingga
dapat ditrasfer ke dalam sel yang lain. Maka apaibla hal ini dilakukan tanpa
batas moral dan agama, manusia dapat mengembangkan dengan sekehendak hati demi
ilmu namun merusak peradaban sendiri. Seperti telah dikembangkan rekayasa
embrio (janin) melalui tabung sebagai tempat pertemuan spermatozoa dan ovum
yang diambil dari Bank Sperma dari berbagai orang yang tidak jelas hubungan
satu dengan yang lain, maka hanya akan merusak tata aturan kehidupan manusia.
Sebagaimana pula pengembangan daging kambing yang telah dimasukkan/ditransfer
ke dalam tubuh kambing itu genetik dari daging babi maka akan berakibat
pencampuran yang hak dan batil serta tidak jelas halal haramnya. Kesemuanya itu
sebenarnya dapat kita hindari apabila manusianya mematuhi tuntutan Islam dan
tidak menghambat kemajuan. Padahal Allah telah berfirman dan berpesan janganlah
kamu merusak tatanan di muka bumi sesudah Allah mengaturnya dengan baik. (Q.S.
Al-A’raf 56 dan 85).
George Orwel (1984) dalam novelnya
bercerita bahwa perkembangan sains dan teknologi menimbulkan kegelisahan unviersal
dengan dikembangkan transfer embrio, genetic engineering dan
teknologi komputer yang memprogram robot, serta teknologi nuklir. Hal itu
menjadikan negara yang maju teknologinya mempunyai sense of power
diangap yang paling penting berkuasa di dunia. Disamping itu kata dia bahwa
dengan teknologi, manusia cenderung serakah dengan memakan yang lemah (simbosis
parasitik), serta menimbulkan rasa ketergantungan manusia terhadap sains dan
teknologi semakin kuat (obyektivitasi manusia). Kehidupan dan peradaban manusia
semakin individualistis, sekuleristis dalam pola kehidupan materialistis.
Masih banyak lagi produk teknologi
yang dapat disalah gunakan manusia tanpa batas moral yang mengakibatkan
malapetaka bagi kehidupan manusia banyak. Maka dirasa perlu dalam rekayasa
budaya dan peradaban manusia sebuah “kode ethik teknologi” karena kuncinya
terletak pada diri manusianya. Dalam persoalan dunia masa depan (Future
World Problems) dinyatakan perlunya kontrol ilmu pengetahuan dan teknologi
(Controle of Science and Technology Growth). Karena kenyataannya
teknologi robot yang diprogram dengan komputer yang bertendensi efisiensi
mengakibatkan pengangguran semakin banyak. Orientasi kebendaan semakin
menonjol, kompetisi dalam kehidupan manusia semakin meningkat/ketat. Budaya
hidup keras semakin meraba, kesenjangan sosial semakin melebar, dan kecemburuan
sosial semakin meningkat, maka pada gilirannya gejolak sosial akan muncul
dipermukaan sebagai malapetaka peradaban yang sebenarnya sama sekali tidak
dinginkan.
Peradaban modern yang diwarnai
dengan kecenderungan individualistis, sekularistis, dan materialistis itu akan
dapat menggeser nilai-nilai kebersamaan menjadi individual egoistis, nilai
keikhlasan ber-korban menjadi serba komesial, solidaritas sosial nampak formal,
dan rasa percaya mempercayai menjadi semakin mekanistis, gengsi dan keserakahan
menjadi gaya hidup, eksplorasi dan manipulasi menjadi instrumen kehidupan.
Pergeseran nilai tesebut akan
bermuara pada kedangkala agama. Kedangkalan agama bagi bangsa Indonesia yang
bagian terbesar umat Islam, dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh terhadap
tuntutan agamanya, sehingga agama dipandang sebagai “Simbolistik” dalam
rangkaian kehidupan. Kedangkalah agama juga dapat mengakibatkan orang yang
“awam agama” mencampur aduk tuntutan agama dengan adat kebudayaan, atau
menimbulkan fanatisme agama yang sesat. (Q.S. Al-Kahfi 103-104). Rasulullah SAW
bersabda: “Akan datang zaman atas umatku dimana mereka menjauhi para ahli agama
(‘ulama dan fuqaha), maka Allah mendatangkan kepada mereka tiga
malapetaka. Pertama: Allah mengangkat/mencabut ba-rakah dari hasil kerja
mereka, kedua: mereka akan dikuasai oleh pemimpin yang dzalim, dan ketiga:
mereka akan mati meninggalkan dunia tanpa iman”.
D. Peradaban Manusia yang
Punah
Kalangan akademisi modern telah
menemukan dalam perjalanan sejarah geologi pernah terjadi beberapa kali
kepunahan, dan nyaris memusnahkan segala makhluk hidup. Banyak sekali
pembuktian secara langsung tentang perubahan bencana bumi yang berskala.
Dilihat dari bukti yang telah ditemukan, bahwa peradaban manusia prasejarah
pernah mengalami kepunahan karena berbagai macam perubahan alam dan bencana,
seperti gempa bumi, banjir, gunung berapi, tabrakan benda angkasa (termasuk
meteorit dan komet), pergerakan naik turun lempeng daratan, perubahan cuaca
yang tiba-tiba, dan sebagainya.
Sebagai contoh kasus, Atlantis
pernah menjadi sebuah daratan yang memiliki peradaban tinggi manusia, namun
tenggelam ke dasar lautan dalam sebuah bencana gempa bumi yang dahsyat pada
11.600 tahun silam. Hal itu membentuk sebuah zona di laut China Selatan
sekarang, laut di daerah ini sangat dangkal, kedalmannya rata-rata hanya 60
meter lebih. Hanya puncak gunung tertinggi di daratan waktu itu yang tersisa di
atas permukaan laut, yaitu yang sekarang terletak di negeri kita, Indonesia.
Begitu pula dikedalaman 200 meter
bawah laut pesisir pantai Peru, ilmuwan menemukan pilar batu yang dipahat dan
bangunan yang mahabesar. Di dasar lautan Atlantik yang berada di sisi luar
berhasil diambil 8 gambar dasar laut. Melalui gambar-gambar ini secara jelas
tampak sebuah tembok benteng zaman purbakala dan undakan batu. Diperkirakan
tenggelam pada 10.000 tahun silam. Di belahan barat perairan segitiga Bermuda
juga ditemukan sebuah piramida raksasa yang diperkirakan berumur puluhan ribu
tahun.
Dengan demikian, zaman Nabi Nuh juga
tidaklah seprimitif yang selama ini kita bayangkan. Hakikatnya pada zaman itu
semuanya sudah maju. Ilmu pengetahuan mereka sudah maju pada masa itu. Di kaki
gunung Ararat itu saja, para peneliti dan ilmuwan Rusia telah menemukan lebih
kurang 500 kesan artefak baterai elektrik purba yang digunakan untuk
menyadurkan logam.
Jelas sekali, bahwa bekas
peninggalan kota-kota yang pernah mewakili peradaban manusia prasejarah dan
memiliki kecermalangan ini tenggelam ke dasar lautan karena tenggelamnya
daratan.
Faktor-faktor penyebab punahnya
peradaban manusia dari permukaan bumi antara lain disebabkan oleh:
1. Akibat banjir
dahsyat
Kurang lebih 12.000 tahun silam,
peradaban manusia sebelum peradaban kita sekarang pernah mengalami suatu
serangan banjir yang sangat dahsyat, dan banjir waktu itu juga mengakibatkan
tenggelamnya daratan. Secara berturut-turut arkeolog menemukan sejumlah
besar bukti yang secara langsung atau pun tidak mengenai banjir dahsyat yang
terjadi pada waktu itu. Para antropologi juga menemukan bukti melalui
penelitian pada suku bangsa yang berbeda di berbagai tempat di dunia tentang
legenda asal-asul peradaban bangsa ini.
Legenda kuno dari bangsa yang
berbeda di berbagai tempat di dunia secara fundamental melukiskan bahwa manusia
pernah berkali-kali mengalami bencana dahsyat yang mematikan, bahkan begitu
seragamnya menguraikan bahwa pada suatu periode prasejarah sebelum munculnya
peradaban manusia sekarang ini, di atas bumi pernah terjadi suatu banjir
dahsyat yang mengakibatkan punahnya seluruh peradaban manusia, dan hanya
sebagian kecil manusia yang dapat mempertahankan hidupnya.
Legenda mengenai banjir dahsyat yang
sudah diketahui di dunia tercatat ada 6.000 lebih. Seperti misalnya, dalam
legenda China dan Jepang, Malaysia, Laos, Thailand, India, Australia, Yunani,
Mesir dan Afrika Selatan, Afrika Utara, penduduk asli Amerika Utara, setiap
negara serta rumpun bangsa yang berbeda pasti menyimpan sebuah memori tentang
peristiwa banjir dahsyat itu. Meskipun legenda-legenda ini terjadi pada setiap
bangsa dan budaya yang berbeda namun semuanya memiliki alur cerita dan tokoh
tipikal yang sangat mirip.
Semua bukti dan gejala ini sama
sekali tidak dapat diasumsikan sebagai suatu ketidak sengajaan atau pun suatu
kebetulan. Proses yang berhubungan dengan banjir dahsyat ketika itu juga
diuraikan dalam kitab suci. Meskipun kitab suci merupakan sebuah kita agama,
namun sejumlah besar ahli berpendapat, bahwa yang dilukiskan dalam kitab suci
(Alkitab dan Al-Qur’an) adalah sejarah manusia yang sebenarnya.
Ikhtisar dalam Alkitab yang
berhubungan dengan banjir dahsyat yang terjadi waktu itu menyebutkan, “Banjir
meluap dan menggenang selama 40 malam, air pasang menuju atas perahu
menggambang dari atas permukaan bumi”. “Arus air meluap dahsyat di atas
permukaan bumi, seluruh pegunungan tergenang oleh air pasang”: “5 bulan
kemudian, perahu berhenti di atas gunung Ararat; dan setelah 4 bulan berlalu,
ketika daratan sudah kering, Nabi Nuh meninggalkan perahunya.
Waktu itu banjir dahsyat sekaligus
disertai dengan perubahan daratan dan secara total menghancurkan seluruh
peradaban manusia di bumi, hanya sebagian kecil manusia yang dapat
mempertahankan hidupnya. Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah yang belakangan
ini ditemukan arkeolog, seperti misalnya, daratan Atlantis, budaya
Yunani, bangunan di dasar laut dan lain sebagainya kemungkinan besar tenggelam
karena banjir dahsyat waktu itu. Ada yang memperkirakan banjir dahsyat itu
terjadi 5.000 tahun yang lalu, mengikuti perkiran ahli astronomi, perahu Nabi
Nuh mulai dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM.
Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di
gunung Ararat, dimulailah kehidupan baru manusia. Mereka yang selamat mulai
menyebar. Begitu pula binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemaikan.
Karena dianggap melahirkan generasi baru manusia setelah Nabi Adam, Nabi Nuh
mendapat gelar The Second Father of Human Being – Bapak Manusia Kedua. Oleh
generasi inilah, kebudayaan dan peradaban manusia dikembangkan. Selain di
kawasan Ararat, juga di Mesopotamia yang ribuan tahun kemudian menjadi pusat
kejayaan Babilonia.
2. Akibat Gletser
yang Mencair
Sekelompok peneliti underwater
surveyors yang diketuai oleh Dr. Robert Ballard, yang juga telah menemukan
Titanic, telah menemukan sebuah bangunan lama berusia kira-kira 7.500 tahun di
dasar Laut Hitam, dekat pantai Turki. Mereka telah menemukan struktur
bangunan dari batu dan kayu di kedalaman beberpapa ratus kaki. Penemuan mereka
menjadi bukti dari kejadian banjir besar zaman Nabi Nuh seperti diceritakan di
dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
Para ilmuwan mempercayai bahwa
penemuan tersebut membutktikan keberadaan sebuah kawasan yang telah tenggelam
yang disebabkan oleh banjir besar yang melanda sekitar 5000 SM. Menurut teori
mereka, banjir besar tersebut disebabkan oleh adanya pencairan gletser dari
tanah tinggi di Eropa. “Ini merupakan penemuan yang sangat menakjubkan,” kata
Dr. Ballard di dalam rancangan National Geographic Society bertajuk “Research
Ship Norther Horizon”.
Ballard menerangkan bagaimana sebuah
robot bawah air meninjau 300 kaki di bawah permukaan air, telah menemukan
kawasan segi-empat berukuran 12 x 45 kaki persegi, di mana terdapat sebuah
struktur dari kayu dan tanah liat yang telah runtuh. “Beberapa artefak yang
ditemukan di sana tersimpan rapi yang terdiri dari kayu berukir, beberapa
cabang kayu yang peralatan dari batu yang telah runtuh dan diselimuti lumpur,”
imbuh Ballard.
Dr. Ballard dan timnya mengawali
penelitian di kawasan tersebut setelah dua kapal selam pakar geologi dari
Universitas Colombia di New York menyatakan bahwa keadaan tersebut disebabkan
oleh banjir besar ribuan tahun sebelumnya. Mereka meramalkan apabila zaman es
berakhir 12.000 tahun yang lalu, maka gletser mulai mencair. Kawasan timur
Mediterania yang terputus dari Laut Hitam telah menyebabkan Laut Hitam tidak
tenggelam oleh air walaupun permukaan air laut yang lain telah naik. Hal ini
menyebabkan pada sekitar 7.000 tahun yang lalu, genangan awal di Bosphorus
telah pecah menyebabkan air di laut Mediterania melimpah ke timur menjadi Laut
Hitam yang memang terputus dari laut-laut yang lain. Kekuatan limpahan air
tersebut diperkirakan 10.000 kali daripada air terjun Niagara.
Mereka menyatakan bukti ilmu
pengetahuan, menunjukkan bahwa kulit kerang dari kawasan tersebut berusia lebih
7.000 tahun, manakala kulit kerang dari laut-laut yang lain berusia sekitar
6.500 tahun. Balllard menerangkan, “Banyak kasus yang terjadi apabila air tawar
dari sebuah telaga berubah menjadi air asin dan dampak banjir besar tersebut
menyebabkan kawasan daratan yang sangat luas berubah menjadi dasar laut”.
3. Gempa Bumi,
Perubahan Kerak Bumi
Dari sejumlah besar bangunany
ditemukan di samudera, dengan fosil makhluk hidup samudera di atas daratan, di
mana semua ini cukup membuktikan “samudera berubah jadi sawah ladang, dan sawah
ladang berubah jadi samudera (dunia mengalami perubahan besar)”, daratan
tenggelam ke samudera, perubahan kerak bumi dasar laut yang naik menjadi
daratan adalah fenomena yang sangat normal dalam aktivitas bumi. Seperti
misalnya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan, meski terletak di
atas daratan tinggi, namun di kawasan sekeliling danau muncul jutaan fosil
kulit kerang samudera,dengan dan hingga sekarang masih terdapat makhluk
samudera di danau tersebut, nelayan dapat menjala kuda laut, udang bercapit
hijau dan kerang-kerangan. Ini menunjukkan bahwa pada zaman dulu, dataran
tinggi di sini mungkin masih berada di dasar laut, namun, karena peubahan kerak
bumi, di desak hingga naik ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang
lebih pada seratus juta tahun lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, adalah
peradaban yang hilang tenggelam ke laut karena perubahan kerak bumi.
4. Kerak Bumi
Berubah Posisi
Ketika Profesor Charles H. Hapgood
sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah mengemukakan hipotesa
peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement): dalam kondisi tertentu,
segenap kerak luar bumi mungkin dapat menggerakkan posisinya secara menyeluruh,
bagaikan selembar kulit jeruk tak berisi, setelah kendor dan terkelupas, akan
menggerakkan segenap posisinya. Menurut hipotesa tersebut, kerak bumi
setebal 30 mil dapat meluncur di atas inti bumi yang tebalnya 8 ribu mil,
beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini dengan bencana dahsyat di Alaska
dan Siberia pada 11.000 tahun lampau mereka memprediksikan daratan di Kutub
Selatan saat ini, ternyata adalah daerah berjarak sekitar 2.000 mil sebelah
utara Kutub Selatan. Dan sebelum adanya peradaban manusia ini, minimal pada
6.000 tahun silam, telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi
menggerakkan posisi, hingga menggeser daratan Kutup Selatan ke posisinya saat
ini. Ini membuat daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara
perlahan diselimuti dengan es dan salju. Dan disaat bersaman, Alaska dan
Siberia juga mengarah ke Kutub Utara, sehingga membuat daratan yang semula
hangat dalam sekejab menjadi dingin “membeku”. Dan secara rasional telah
menjelaskan tentang lapisan tanah beku di utara Siberia, gajah raksasa berbulu
panjang yang ditemukan serta sejumlah besar binatang yang tidak dapat hidup di
daerah dingin, seperti misalnya badak, banteng, kuda, gazella, srigala,
machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan sebagainya, selain itu juga
ada mayat manusia.
5. Ledakan Sinar
Gamma
Ilmuwan mendapati, bahw sinar gamma
(Gamma Ray Bust, GRB) yang berasal dari galaksi luar yang jauh, adalah energi
yang dilepaskan kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya
sangat kuat dan tak dapat diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, manusia sama sekali tidak dapat mengamati
perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara
mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu
tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang
jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti
matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan
pancarannya. Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari
serangan sinar Gamma dan sinar-X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini
dapat membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan nitrogen oksida,
yang dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon). Namun yang
lebih parah adalah dapat secara langsung membunuh fotosintesis plankton di
samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi atmosfer), merusak ekologi
sekaligus juga menghancurkan rantai makanan. Jarak sinar gamma yang ditemukan
saat ini sangat jauh dari kita, meski pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas
hal ini sangat terbatas, namun dapat dibayangkan akibat yang mengerikan
seandainya secara tiba-tiba ia menyinari bumi kita.
6. Planet Menabrak
Bumi
Pada tahun 1908 silam, sebuah
meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki (±60 manusia) pernah melintasi
lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, akibatnya terjadi ledakan di
kawasan tersebut. Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan
terjadi setiap 100-300 tahun. Peristiwa ini seandainya terjadi di samudera atau
daerah yang jarang penduduknya, yang mana meskipun rasio kemungkinan manusia
terhindar dari bencana ini sedikit lebih besar, namun ilmuwan mengatakan:
terhadap planet besar, tidaklah penting di mana posisi yang diterjang mereka
(planet). Jika meteorit selebar ½ mil (± 800 manusia) menabrak bumi (± setiap
250 ribu tahun) meski tanpa sampai menyebabkan kepunahan seluruh umar manusia,
namun cukup memusnah pembangunan peradaban umat manusia sekarang. Sebuah
meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat menimbulkan gempa, tsunami, letusan
gunung berapi, dan mengakibatkan kepunahan yang lebih dahsyat, sama seperti
akhir zaman dinosaurus. Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh
proses tabrakan Comet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa
planet menabrak bumi bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang
baru akan terjadi ratusan tahun kemudian.
7. Lubang Hitam
Dalam sistim galaktik dipenuhi dengan
lubang hitam. Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam
sistem galaktik terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini
beredar sama seperti bintang lainnya. Jika ada sebuah planet yang biasa
mendekati kita, akan kita temukan, bahwa seandainya itu adalah lubuh hitam,
kita tidak akan mendapat peringatan. Namun, jika sebuah planet yang akan
menabrak bumi, para ilmuwan puluhan tahun silam bisa mengamati, dan dapat
memprediksikan waktu maupun energinya secara konkret. Namun lubang hitam tidak
akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan tetapi, ia dapat mengacaukan orbit
peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang
drastis.
8. Badai Matahari
Selama beberapa tahun terakhir ini,
matahari sudah memasuki perubahan periodik medan magnetik yang terjadi setiap
10-11 tahun, dalam masa demikian, partikel dan pancaran kemungkinan akan meniup
ke bumi dengan kecepatan 1 juta km/jam, dan ancamannya terhadap bumi, adalah
suatu hal yang tak dapat diperhitungkan para ilmuwan. Pada April 2001 silam,
sebagaimana yang diperkirakan ilmuwan, telah terjadi ledakan bintik matahari
yang dahsyat di permukaannya, dan ini merupakan salah satu ledakan terbesar
yang tercatat selama ini, untungnya solar Flare (letusan gas matahari) tidak
mengarah ke bumi, karena itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan
protuberan tidak akan sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas
matahari disebabkan ledakan tiba-tiba dari energi magnetik, ia dapat menambah
kecepatan gerak partikel matahari hingga mendekati kecepatan cahaya dalam
beberapa detik, sekaligus membuat suhu di permukaan matahari naik hingga jutaan
derajat. Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton
energi yang dihasilkan ledakan bahan peledak.
9. Akibat Agresi
dan Penaklukan
Tatkala komando penyerbuan di
lontarkan Presiden ke 43 AS, George W Bush, seketika itu pula dunia
terperanjat. Irak, sebuah negara yang diyakini menjadi awal dari peradaban
manusia, menjadi target dari gempuran mesin perang berteknologi canggih. Maka
demikianlah, bom-bom menyembur dari jet-jet tempur seharga jutaan dollar US
demi menghantami negeri pusat peradaban yang malang.
Pasca perang dingin dan tumbangnya
rezim komunis super power Uni Soviet, harapan akan perdamaian global manusia,
menjadi lebih jelas. Struktur global dunia yang berdasar pada kedamaian dan
universalitas institusi kebangsaan menguak. Namun, harapan mulai pudar, tatkala
kontrol dunia justru terpolar pada satu negara adi kuasa bernama Amerika. Beberapa
ilmuwan sosial, menambahkan rentannya keadaan dunia dengan ancaman konflik
peradaban, ‘clash of civilizations”, yang mengkutubkan bermaacam-macam
pertentangan; demokrasi melawan militansi dan fundamentalitas; negara-negara
miskin yang memproduksi berjuta-juta pengungsi dengan negara dunia pertama yang
berlimpah harta. Sementara, penyebaran teknologi peluru kendali dan nuklir
menjadi ancaman dengan munculnya terorisme global yang bersimbiosis dengan
melitansi keagamaan.
Adanya transisi abad ke 21 seperti menegaskan
bahwa efek dari terpolarnya dunia pada satu kutub memang tengah terjadi.
Rontoknya menara kembar WTC di Amerika dan meledaknya bom di Bali menjadi bukti
yang nyata dari sekian banyak bukti. Muara yang terjadi, di awal abab 21,
manusia disuguhi dengan atraksi agresi Amerika ke Afgahisthan dan kemudian
disusul yang teranyar, penyerbuan ke Irak.
Sesungguhnya apa yang bisa kita
maknakan dari agresi Amerika ke Irak dari perspektif peradaban manusia? Abad ke
21 sebenarnya diharapkan menjadi abad kemanusiaan, sebuah masa estafet dari
akhir abad 20 yang mulai menunjukkan solidaritas dunia yang universal, setelah
dari zaman ke zaman, manusia selalu memenuhi hari-harinya dengan perang dan
penaklukan. Abad 21 juga diharapkan menjadi masa di mana manusia dapat belajar
dari sejarah hitam peradaban yang penuh dengan kekerasan, yaitu dengan belajar
bagaimana saling menghargai, saling menyayangi dan saling memanusiakan satu
sama lain.
Kadang-kadang harapan memang menjadi
sekedar harapan, demikian pula dengan harapan terciptanya perdamaian yang lebih
sejati di dunia. Amerika Serikat adalah sebuah bangsa yang telah begitu lama
belajar bagaimana hidup di tengah keragaman di mana manusia saling
menghargai dalam perbedaannya. Hal itu tercermin dalam ajaran dan melting dot
yang mirip dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika-nya Indonesia. Sementara itu,
dalam posisinya sebagai penguasa tunggal di dunia, Amerika sebenarnya
diharapkan dapat berperan penting memberikan pengetahuan yang telah didapatnya
selama ini tentang bagaimana memanusiakan orang lain. Amerika sesungguhnya
punya modal untuk itu. Para founding father bangsa Amerika semacam Thomas
Jefferson, Georg Washington dan Abraham Lincoln adalah orang-orang bijak yang
belajar banyak dari kejahatan perang dan penaklukan. Tetapi, harapan tersebut
dijawab dengan keangkuhan pemimpin terkini Amerika dengan melecehkan
nilai-nilai kemanusiaan. Penyerbuan ke Irak adalah faktanya. Jawaban Amerika
terhadap harapan perdamaian universal itu adalah lewat rudal Tomahawk yang
menghantam negeri yang begitu banyak menyimpan kenangan akan peradaban manusia.
Agresi Amerika terhadap Irak
bagaimanapun memberi beberapa pelajaran buru bagi peradaban modern. Pertama,
Amerika memulai pengajaran bagaimana memaksakan kehendak di tengah-tengah
keragaman pendapat. Kedua, Amerika telah menghancurkan harapan akan diakhirinya
sejarah hitam perang dan penaklukkan. Amerika malah menambah daftar panjang
bar-barnya penaklukan di dunia. Ketiga, lebih jauh, sangat dimungkinkan
implikasi dari agresi tersebut adalah dimulainya kehancuran (penghancuran)
peradaban manusia.
Bagaimanapun, agresi Amerika
tersebut menimbulkan efek berantai yang luar biasa. Efek yang akan terwujud
dalam aksi dan reaksi yang terus menerus terjadi, yang kemudian berpotensi
meleburkan nilai-nilai kemanusiaan. Kalau memang demikian yang terjadi kita
wajib cemas, atau kita memang sedang berada di bawah ancaman penghancuran
peradaban, dan semua itu dikarenakan ambisi.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Mata Kuliyah Ikd. 2007. Hand Aut Ilmu Kealamna Dasar. Padang. Unp
Ditjen Dikti Depdiknas. 2006. Modul Acuan Pembelajaran Ilmu
Kealaman Dasar. Padang: Pelatihan Ilmu Kealaman Dasar di Padang, 11-13
September 2006.
Hendro Darmodjo dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah
Dasar. Ed. Rev. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://www.hudzaifah.org/Article223.phtml (Online). Diakses tanggal 24 Mei
2009.
0 komentar