BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Thomas Robert
Malthus-nama yang selalu dikaitkan dengan teori terkenal Menurut
Malthus pertambahan penduduk tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekonomi, bahkan pertambahan penduduk dianggap sebagai akibat dari proses
pembangunan. Proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya, malahan
proses pembangunan ekonomi memerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak
rakyat.Malthus menitikkan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan” suatu
negara, yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan
kesejahteraan suatu negara.
Sedangkan
menurut Mill menganggap bahwa pembangunan ekonomi sebagai fungsi dari tanah,
tenaga kerja dan modal. Mill
percaya pada teori kependudukan yang dikemukakan Malthus. Bedanya, dia lebih
menekankan pada pengendalian penduduk melalui pembatasan kelahiran daripada
sekedar melalui pengekangan moral.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut
1. Jelaskan
tentang Teori Pembanguan Malthus?
2. Jelaskan
tentang Teori Mill?
1.3
Tujuan
Makalah
ini disusun dengan tujuan :
1. Sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah pengantar ekonomi pembangunan
2. Untuk
menambah wawasan tentang Teori –Teori Pembangunan
3. Agar
dapat mengimplementasikan materi ini
dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Malthus Mengenai Pembangunan Ekonomi
TEORI
Konsep Pembangunan.. Malthus tidak menganggap proses pembangunan
ekonomi terjadi dengan sendirinya. Malahan proses pembangunan ekonomi
memerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak rakyat, memberikan gambaran
adanya gerakan menuju keadaan stasioner tetapi menekankan bahwa perekonomian
mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari
pembangunan. Jadi, menurut Malthus, proses pembangunan adalah suatu proses naik
turunnya aktivitas ekonomi lebih dari pada sekedar lancar tidaknya aktivitas
ekonomi.
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan
ekonomi. Pada bukunya Principles of Political Economy, Malthus lebih realitas dalam menganalisa pertumbuhan penduduk dalam
kaitannya dengan pembangunan ekonomi dibandingkan pada bukunya Essay of
Population. Pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan.
Sebagaimana ditulis Malthus : “Pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa
peningkatan kesejahteraan yang sebanding.” Jika tingkat akumulasi modal
meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat. Kondisi demikian
mendorong pertumbuhan penduduk.
Peranan produksi dan distribusi.
Maltus menganggap produksi dan distribusi sebagai dua unsur utama
kesejahteraan. Jika keduanya dikombinasikan pada proporsi yang benar,ia akan
dapat meningkatkan kesejahteraan suatu negara dalam waktu singkat.tetapi jika
keduanya dijalankan secara terpisah atau dikombinasikan pada proporsi yang
tidak benar maka akan diperlukan beberapa ribu tahun untuk meningkatkan
kesejahteraan.Faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi.Maltus mendefinisikan
problem pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang menjelaskan perbedaan antara
gross national product potential dan gross national product actual
Proses
akumulasi modal.
Akumulasi
modal merupakan faktor paling penting bagi pembangunan ekonomi. Maltus
mengatakan, “peningkatan kesejahteraan yang mantap dan berkesinambungan tidak
mungkin tercapai tanpa penambahan modal secara terus menerus. Sumber akumulasi
modal adalah laba. Maltus mengatakan : “kekayaan suatu negara pada umumnya
diciptakan oleh tabunagan yang disisihkan dari keuntungan yang meningkat,dan
sama sekali karna pengurangan pengeluaran pada
barang-barang mewah dan barang-barang kesenangan.
Kekurangan
permintaan efektif. Pandangan Malthus ini didasarkan pada merosotnya permintaan
efektif dan pada penolakannya terhadap hukum pasar yang dikemukakan Say.
Malthus tidak sependapat dengan Say yang mengatakan bahwa di dalam pasar tidak
mungkin terjadi over produksi atau penawaran yang berlebihan. Menurutnya, tidak
seluruhnya benar bahwa komoditi selalu dipertukarkan dengan komoditi.Stagnasi
ekonomi. Maltus yakin penawaran buruh dalam jangka pendek sangat tidak elastis.
Dia mengatakan “ karena sifat dasar penduduk, kebutuhan tambahan pekerja untuk
memenuhi permintaan tertentu, tidak dengan segera tersedia di pasar, sampai
selang waktu enam belas atau delapan belas tahun.” Tetapi persediaan modal
dapat ditingkatkan lebih cepat dibanding pertambahan penduduk.
Langkah-langkah
untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
1.
Pertumbuhan berimbang. Di dalam sistem Malthus, perekonomian dibagi
menjadi sektor petanian dan sektor industri.
2.
Menaikkan permintaan efektif. Akan tetapi kemajuan teknologi saja tidak
dapat mendorong pembangunan ekonomi, kecuali kalau permintaan efektif
meningkat. Malthus menyarankan sejumlah langkah untuk menaikkan permintaan
efektif :
a.
Dengan pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih
adil.
b.
Permintaan efektif dapat ditingkatkan dengan memperluas perdagangan
internal dan eksternal. Perdagangan internal sebagaimana juga perdagangan
eksternal akan meningkatkan keinginan, selera, dan hasrat, untuk mengkonsumsi
yang secara mutlak perlu untuk menjaga harag pasar komoditi dan mencegah
berkurangnya laba.
c.
Malthus menyarankan agar
mempertahankan, “konsumen tidak produktif” untuk meningkatkan permintaan
efektif. Konsumen tidak produktif adalah orang-orang yang tidak memproduksi
barang material. Malthus menyarankan program pekerjaan umum untuk mengatasi
pengangguran dan menaikkan permintaan efektif. Malthus menunjukkan bahwa
“mempekerjakan si miskin pada proyek jalan dan pekerjaan umum serta
kecenderungan di antara para tuan tanah dan orang-orang kaya untuk membangun,
memperbaiki dan mempercantik daerah mereka serta mempekerjakan pekerja pria dan
buruh-buruh kasar, merupakan sarana untuk mengobati penyakit yang timbul dari
gangguan pada keseimbangan antara produksi dan konsumsi tersebut. Tetapi dia
sendiri mencatat ada dua kelemahan pada langkah ini. Pertama, langkah ini dapat menghalangi tenaga kerja dari
kemungkinan menyesuaikan diri secara berangsur-angsur terhadap permintaan yang
berkurang. Dia berpendapat, hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan upah
rendah kepada pekerja. Kedua, langkah
tersebut memaksa peningkatan pajak guna membiayai pekerjaan umum yang dengan
demikian akan mengurangi investasi swasta. Tetapi bagi Malthus kelemahan ini
sebenarnya merupakan keuntungan pekerjaan umum karena hal itu tidak akan
mempunyai kecenderungan mengurangi modal yang dipakai oleh tenaga kerja
produktif.
Penilaian
Keynes menyebut Robert Malthus
sebagai “Ahli Ekonomi Cambridge” yang pertama. Sudah sepantasnya demikian,
karena dia adalah pendahulu Keynes, bahkan juga mendahului Kalecki. Adalah
Malthus yang menyangkal “Hukum Pasarnya” Say dan menekankan arti penting
permintaan efektif. Dia menunjukkan beberapa faktor yang merintangi maupun yang
meningkatkan pembangunan ekonomi. Khususnya, dia mengemukakan pentingnya
kemajuan teknologi, pendistribusian kesejahteraan secara adil, perdagangan
internal dan eksternal, program pekerjaan umum, administrasi yang baik, kerja
keras, dan pertumbuhan berimbang. Langkah-langkah ini dikenal sebagai bagian
terpenting pertumbuhan ekonomi modern.
Disamping
semua kebaikan itu, teori Malthus mempunyai kelemahan tertentu.
1.
Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal.
2.
Pandangan negatif terhadap akumulasi modal.
3.
Komoditi tidak dipertukarkan dengan komoditi secara langsung.
4.
Konsumen tidak produktif memperlambat kemajuan.
5.
Dasar tabungan bersisi satu.
Penerapannya Pada Negara Terbelakang
Malthus adalah salah seorang
perintis di bidang pembangunan ekonomi yang menulis dalam bukunya Principles of Political Economy mengenal
kemiskinan dan keterbelakangan negara terbelakang pada waktu itu. Dia menulis
mengenai keterbelakangan perekonomian negara seperti Spanyol, Hongaria, Turki,
Irlandia dan hampir seluruh negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Karena itu,
teori pembangunan ekonomi lebih banyak berkaitan dengan negara terbelakang pada
saat ini dibanding teori penulis klasik lainnya.
2.2Teori
Mill Mengenai Pembangunan Ekonomi
Teori
Mill menganggap pembangunan ekonomi
sebagai fungsi dari tanah,
tenaga
kerja, dan
modal. Sementara
tanah, tenaga
kerja adalah 2 faktor produksi yang
asli, modal
adalah “persediaan yang dikumpulkan dari produk-produk tenga kerja sebelumnya”. Laju akumulasi modal
merupakan fungsi dari bagian angkatan kerja yang dipekerjakan secara produktif.
Konsumsi produktif adalah konsumsi untuk
memelihara dan meningkatkan kemampuan produktif masyarakat .
1. Pengendalian
pertumbuhan penduduk
Yang dimaksudkan dengan penduduk
hanyalah golongan kelas pekerja. Karena itu mill mengkhawatirkan pertumbuhan
jumlah tenaga kerja produktif yang bekerja atas dasar upah.
2. Cadangan
upah
Upah pada umumnya melebihi tingkat
penghidupan minimum. Upah dibayarkan dari modal,upah dapat naik karena peningkatan cadangan modal
yang dipakai untuk mengupah tenaga kerja atau karena pengurangan jumlah tenaga
kerja. Jika upah naik penawaran tenaga kerja naik.
3. Laju
akumulasi modal
Akumulasi modal tergantung pada
1) jumlah
dana yang dapat menghasilkan tabungan atau besarnya sisa hasil usaha dan
2) kuatnya
kecendrungan untuk menabung. Modal adalah hasil dari tabungan dan
tabungan berasal dari penghematan konsumsi saat ini demi kepentingan konsumsi
di masa datang.
4. Tingkat
laba
Tingkat laba cendrung akan menurun karena hasil
yang semakin disektor pertanian dan bertambahnya penduduk berdasarkan laju
Malthus. Akan tetapi kecendrungan menurunnya laba dapat di cegah dengan
sejumlah faktor
(1) kerugian modal pada masa krisis,
(2) perbaikan teknik,
(3) perkembangan perdagangan luar negeri,
(4) pinjaman pemerintah untuk
pengeluaran yang tidak produktif, dan terakhir, (5) dengan mengekspor modal
ke negara jajahan stn untuk memproduksi barang konsumsi guna negara asal.
5. Keadaan
stasioner
Keadaan stasioner alam keadaan akan segera
terjadi paling lama beberapa tahun lagi dantidak lebih. Jadi dalam keadaan
stasioner menurut mill baik penduduk maupun stok modal, beberapa tahun lagi dan
tidak lebih, kehadirannya tertunda oleh faktor-faktor tersebut.
6. Peranan
pemerintah
Sebagai aturan umum setiap penyimpangan dari
aturan itu, kecuali kalau diperlukan untuk kepentingan yang lebih besar berarti
suatu kejahatan.
Penilaian
a. Keadaan
stasionerbukan suatu realitas
Mengarah pada perbaikan distribusi pendapatan,
karenannya dia menyambut kedatangan itu.
b. Pikiran
yang salah mengenai cadangan upah
Cadangan modal dan upah di bayarkan dari modal
sebagai uang muka.
c. Teori
malthus salah
Mill terlalu pesimis pada pertumbuhan penduduk dalam arti teori
malthus,dan ternyata teori malthus salah.
d.
Hukum mengenai hasil yang
semakin berkurang tidak berlaku.
e.
Laissez faire bukan suatu kebijakan
praktis.
Penerapan Teori Mill pada Negara Berkembang.
Pandangan Mill mengenai akumulasi modal, hasil
yang semakin berkurang, pertumbuhan penduduk, dan peranan terbatas pemerintah,
dapat di terapkan di negara terbelakang.
Laju akumulasi modal dapat di tingkatkan dengan
meningkatkan sisa hasil usaha dengan memperkuat kecendrungan menabung.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Menurut
Malthus pertambahan penduduk tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekonomi, bahkan pertambahan penduduk dianggap sebagai akibat dari proses
pembangunan. Proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya, malahan
proses pembangunan ekonomi memerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak
rakyat.
Malthus menitikkan perhatian pada
“perkembangan kesejahteraan” suatu negara, yaitu pembangunan ekonomi yang dapat
dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara.Sedangkan menurut Mill
menganggap bahwa pembangunan ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja
dan modal.
Mill percaya pada teori kependudukan
yang dikemukakan Malthus. Bedanya, dia lebih menekankan pada pengendalian
penduduk melalui pembatasan kelahiran daripada sekedar melalui pengekangan
moral.
b.
Saran
Mengingat
besarnya pengaruh pembangunan ekonomi bagi kehidupan ekonomi masyarakat, maka
penulis berharap agar kita sebagai mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan yang
nantinya akan menjadi pemimpin hendaknya memahami apa sebenarnya pembangunan
ekonomi itu sendiri. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,
baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Jhingan,
M.L.2007. Ekonomi Pembangunan dan
Perencanaan. Jakarta : Rajawali Press.
http://suficinta.wordpress.com/2008/12/26/pemikiran-ekonomi-john-stuart-mill/
0 komentar