Oleh Resti Sanggraini
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Agar pendidikan berhasil mewujudkan
visi, misi, dan tujuannya sebagainya yang telah diwariskan secara efektif dan
efisien sesuai jenis dan jenjang pendidikan, maka dalam pengelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun
pendidikan di masyarakat perlu memperhatikan landasan sebagai dasar dalam
melaksanakan aktivitas pendidikan dan pembelajaran. Landasan pendidikan dan
pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai dasar bertumpu atau dasar
dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang
kebijkakan dan praktek pendidikan.
Pendidikan
sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan
tauhi,hokum. filosofis, sosiologis, kultural,
dan azaz – azaz pendidikan. yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi
akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan di atas maka rumusan masalah makalah ini :
1.
Apa yang dimaksud dengan landasan tauhid. ?
2.
Apa yang dimaksud dengan landasan hukum.?
3.
Apa yang dimaksud dengan landasan
psikologis .?
4.
Apa yang dimaksud ldengan landasan filosofis .?
5.
Apa yang di maksud dengan landasan cultural. ?
6.
Apa yang dimaksud dengan landasan
7.
Apa yang dimaksud
dengan ilmiah dan teknologi.?
8.
Pengertian azaz –azaz pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah agar kita dapat mengetahui :
1.
Menjelaskan pengertian landasan- landasan pendidikan
?
2.
Mendeskripsikan apa saja yang ada dalam landasan
pendidikan ?
3.
Menjelaskan apa saja azaz-azaz pendidikan ?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah
agar calon pendidik dapat menerapkan landasan yang benar dan tepat dalam
kegiatan pembelajaran dan menjadi calon guru yang kreatif sehingga para siswa
mampu bersaing daam masyarakat global.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Landasan pendidikan
Landasan
Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya
dengan dunia pendidikan . Penting karena pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
B. Landasan Tauhid / Spritual Keagamaan
Landasan
ini merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajaran bagi anak didik . landasan tauhid dan spritual
keagamaan ini menyangkut dengan hakikat manusia sebagai makluk ciptaan tuhan.
Oleh karena itu , pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus mengacu pada
pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai- nilai akidah dan
spiritual keagamaan yang menurut ajaran islam.
C. Landasan Sosiolagis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis
berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial
dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1.
Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.
hubungan kemanusiaan.
3.
Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.
Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional
Perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan
nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk
menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuh
kembangkan
KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Landasan
sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber
dari norma kehidupan masyarakat:
1. kekeluargaaan dan gotong royong, kebersamaan,
musyawarah untuk mufakat
2.
kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat,
3.
negara melindungi warga negaranya, dan
4.
selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
D. Landasan Hukum / Legalistik
Landasan Politik, politik sebagai cita-cita
yang harus diperjuangkan melalui pendidikan, dimaksudkan agar tujuan atau cita-cita suatu bangsa dapat tercapai.
E. Landasan psikologis / ilmiah
a.
Pengertian
Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar
dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu,
hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan.
Sebagai
implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu
berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan
garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang
digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat
penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan
keputusan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu
secara efektif dan efisien.
F. Landasan Filososfis
a.
Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari
pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakinan terhadap
hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan
tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini
adalah Idealisme, Realisme,
Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
a. Esensialisme
Esensialisme
adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik atau bahan ajar
esensial.
b. Perenialisme
Perensialisme
adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni
kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
c. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme
adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan
praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional.
d. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan
sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI
No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
G. Landasan Kultural
Pendidikan
selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota
masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, dalam UU-RI No.
2 Tahun 1989 Pasal 1 Ayat 2 ditegaskan bahwa yang
dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan
jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik secara informal maupun secara formal. Sebaliknya bentuk,
ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat di mana proses pendidikan itu berlangsung. Dimaksudkan dengan
kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari.
a. Pengertian tentang Landasan Kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil
budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar.
Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud :
1)
Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.
2)
Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3)
Fisik yakni benda hasil karya manusia.
Kebudayaan
dapat dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan. Baik
kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan
melalui proses pendidikan.
Sebagai
contoh dalam penggunaan bahasa, setiap masyarakat dapat dikatakan mengajarkan
kepada anak-anak untuk mengatakan sesuatu, kapan hal itu dapat dikatakan, bagaimana
mengatakannya, dan kepada siapa mengatakannya. Oleh sebab itu, anak-anak harus
diajarkan pola pola tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
dalam masyarakat. Dengan kata lain, fungsi pokok setiap sisitem pendidikan
adalah untuk mengajarkan anak-anak pola-pola tingkah laku yang essensial
tersebut.
Kebudayaan dan
pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal
maupun informal.
Anggota
masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan
zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya
sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan
pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan
sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini haruslah
dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
H. Landasan
Ilmiah dan Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan
pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya
teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan
haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut
menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan
iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil
pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada
permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur
sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan
ajar seyogyanya hasil
perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
I. Azaz-Asaz Pokok Pendidikan
Asas pendidikan
merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan
pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas
pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas
yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs.
R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso
Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi
contoh)
2. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah
memberi dukungan dan semangat)
3. Tut Wuri
Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar
sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horisontal.
a. Dimensi
vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.
b. Dimensi
horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas
Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan
belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu
dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan
bila diperlukan.
Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan
peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara
Belajar Siwa Aktif).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Landasan
Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam pendidikan.
karena dalam pendidikan merupakan pilar
utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Landasan
pendidikan adalah dasar atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik
pendidikan ataupun pertimbangan yang di
gunakan dalam pengelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran tentang
bagaimana layaknya pendidikan di selenggarakan. Penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia antara lain berlandaskan pada filosofis, sosiologis, cultural
psikologis, iptek dan legalistic. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
B.
SARAN
Dengan mempelajari dan menguasai landasan pendidikan dan
pembelajaran dengan baik di harapkan mampu menjadi calon guru yang baik,
artinya .dengan penerapan landasan yang benar dan tepat dalam kegiatan
pembelajaran anda dapat menadi guru yang kreatif dan tidak sekedar meniru cara
orang lain yang di anggap ideal. Akan tetapi diharapkan mampu mengelenggarakan
kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan tuntutan berbagai landasan
dan azaz pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
FIP
UNP dan FORUM HEDS-JICA. 2006. Pedagogik. Padang
M.
Ngalim Purwanto.1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung
Tirtarahardja,
Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Tim Pembina mata kuliah pengantar
pendidikan. 2008. Pengantar Pendidikan.
Padang : Sukabina Press
0 komentar