Monday, March 10, 2014

“TEORI DUALISTIK”



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertama-tama, perhatikanlah sebuah ekonomi yang terdiri dua bagian. Interaksi di dalam sebuah ekonomi dengan dua sektor dapat rumit, meskipun tanpa pemisahan lebih jauh. Pembagian antara kedua bagian itu ditandai dengan sejumlah cara, yang masing-masing mempunyai keuntungan, disamping kemungkinan yang menyebabkan timbulnya kesalahan. Hampir semua Negara menghadapi system dualisme ini. Dikota-kota atu di dekatnya, perekonomian sudah bersifat industry dan uang digunakan secara luas. Sedangkan di luar kota yaitu di desa-desa, perekonomian masih tingakat rendah (subsistem). Lagi pula di beberapa Negara terdapat daerah kantong bagi industri asing (foreign enclave industry) yang dapat menciptakan triplisme di daerah itu. 
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut
1.      Jelaskan dualisme masyarakat ?
2.      Jelaskan dualisme teknologi ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.      Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pengantar ekonomi pembangunan
2.      Untuk menambah wawasan tentang masalah dasar pembangunan ekonomi dan indikatornya .
3.      Agar dapat mengimplementasikan materi  ini dalam kehidupan sehari-hari


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dualisme masyarakat
J.H. Boeke , ahli ekonomi belanda adalah seorang pelopor yang mengembangkan teori tersendiri yang hanya cocok untuk di terapkan di Negara terbelakang. Teorinya tentang ‘dualisme masyarakat’ merupakan teori umum pembangunan masyarakat dan pembangunan ekonomi Negara terbelakang yang terutama didasarkan pada hasil kajiannya terhadap perekonomian INDONESIA.
              Makna. DR. boeke berpendapat bahwa dalam arti ekonomi masyarakat memiliki tiga ciri yaitu; semangat social, bentuk organisasi dan teknik yang mendominasinya. Saling ketergantungan dan saling keterkaitan antara ketiga ciri di sebut system social atau gaya social. Suatu masyarakat disebut homogen apabila didalamnya hanya terdapat satu system social yang berlaku. Tetapi suatu masyarakat mungkin memiliki sekaligus dua system social atau lebih. Masyarakat seperti ini di sebut masyarakat dualistik atau majemuk boeke mengunakan istilah ‘masyarakat dualistik untuk ‘masyarakat yang menunjukkan cirri tersendiri ditengah system social yang sikron dan telah dewasa antara dimana biasanya evaluasi historis masyarakat-masyarakat homogen terpisah satu sama lain melalui bentuk peralihan seperti misalnya antara prakapitalisme dan kapitalisme penuh melalui kapitalisme awal. Masyarakat dualistic seperti itu ditandai oleh adanya system barat impor yang lebih maju dan system pertanian prakapitalis pribumi. Boeke menyebut ‘dualisme social’ dan mendefinisikannya sebagai ‘perbenturan antara system social impor dengan system social aslidengan gaya yang berbeda.
              Ciri-ciri masyarakat dualistik. Boeke mengunakan teori ekonomi tentang masyarakat dualistik’ untuk mengambarkan dan menjelaskan interaksi ekonomi dua system social yang berbenturan’ yang ia sebut dengan ‘ekonomi dualistik’ atau ekonomi timur. Ia mendasarkan teorinya pada pengalaman Indonesia. Ada dua ciri absolute sector timur perekonomian dualistic yang membedakannya dari masyarakat barat. Kebutuhan masyarakat timur adalah terbatas. Orang merasa puas jika kebutuhan-kebutuhan mendesak mereka terpenuhi. Mereka tidak mempunyai organisasi , tanpa modal , secara teknis tidak berdaya dan tidak mengenal pasar. Rakyat lebih gemar pada kegiatan spekulatif ketimbang pada usaha yang memberikan laba secara teratur. Mereka tidak percaya pada investasi yang mengandung resiko. Mereka kurang inisiatif dan jauh dari keterampilan organisasi yang merupakan ciri khusus sector barat masyarakat dualistic. Mereka fatalis dan ragu- ragu mengunakan teknologi modern.
Tidak dapat diterapkannya teori ekonomi barat.Ciri-ciri khas masyarakat timur telah membuat teori ekonomi barat sama sekali tidak dapat diterapkan pada ekonomi terbelakang. Menurut boeke, teori ekonomi barat di maksudkan untuk menjelaskan masyarakat kapitalis, sedangkan masyarakat timur adalah prakapitalistik. Yang disebut pertama kali berdasarkan pada keinginan yang tidak terbatas, ekonomi uang dan berbagai jenis organisasi kerja sama. Lebih dari itu adalah salah menerapkan teori produktivitas marginal distribusi untuk menjelaskan alokasi sumber atau distribusi pendapatan pada suatu ekonomi terbelakang karena tidak mobilnya sumber-sumber dimasyarakat seperti itu. Karena ekonomi timur mempunyai cirri dualistik, maka setiap usaha untuk mengembangkan pertanian prakapitalistik mereka dengan mengikuti garis barat akan tidak hanya gagal tetapi mungkin juga menyebabkan kemunduran. Dibidang industry , produsen timur ‘secara teknologi, ekonomi atau social’ tidak dapat menyesuaikan diri dengan rekan baratnya.
Penilaian kritis
Teori boeke mengenai pembangunan  dualistic sangat dikecam prof. Benjamin Higgins atas dasar berikut;
1.      Keinginan tidak terbatas.
Pendapat boeke bahwa rakyat ekonomi terbelakang mempunyai keinginan yang terbatas atau kurva penawaran usaha dan pengambilan risiko yang miring ke belakang tidak didukung oleh pengalaman Indonesia sendiri kecenderungan marginal mengkonsumsi dan mengimpor dua-duanya cukup tinggi.
2.      Buruh lepas bukan tidak terorganisasi
Ciri-ciri yang mengemukakan boeke mengenai buruh timur sebagai tak terorganisasi, pasif dan diam adalah ‘tidak konsisten dengan tumbuh kuatnya buruh terorganisasi di Indonesia.
3.      Buruh timur bukan tidak mobil
Adalah tidak mungkin menerima pandangan boeke bahwa rakyat pada ekonomi timur enggan untuk meninggalkan desa mereka. Kenyataannya kehidupan kota, dengan segala daya pikatnya seperti bioskop ,took, restoran dan peristiwa-peristiwa  olahraga selalu menyebabkan migrasi dari wilayah pedesaan.
4.      Tidak khas ekonomi terbelakang.
Boeke menganggap teori dualistiknya hanya untuk ekonomi timur walaupun dia sendiri mengakui bahwa dualisme social juga hadir didalam perekonomian terbelakang.
5.      Dapat diterapkan pada masyarakat barat
Berbagai cirri khas masyarakat timur yang digambarkan oleh boeke, menurut Higgins dapat jugs dikenakan pada masyarakat barat.setiap flasi kronis muncul atau mengancam ekonomi barat, rakyat lebih menyukai investasi yang bersifat untung-untungan d/p investasi jangka pnjang.
6.      Bukan suatu teori tetapi deskripsi
Dr. boeke tidak berhasil menciptakan suatu teori social dan ekonomi yang khusus bagi ekonomi terbelakang. Teori dualistiknya hanyalah suatu deskripsi masyarakat timur dimana ia mencoba menunjukkan cirri-ciri khas masyarakat timur yang tidak harus dikembangkan melalui garis-garis barat.
7.      Peralatan teori ekonomi barat dipakai di masyarakat timur
Sebagian peralatan teori ekonomi barat yang mendasari kebijaksanaan fiscal dan moneter dan kebijaksanaan lain yang ditujukan untuk menghapuskan ketidakseimbangan neraca pembayaran , dapat diterapkan pada masyarakat timur dengan sedikit variasi.
8.      Tidak memberikan pemecahan terhadap masalah penggangguran
Dualism boekelebih banyak memusatkan diri pada aspek sosio-budaya ketimbang aspek ekonomi. Dia menganggap berbagai jenis pengsngguran sebagai ‘diluar jangkauan tangan pemerintah’ tetapi tidak menyebutkan adanya kekurangan pekerjaan yang merupakan cirri dominan ekonomi terbelakang berpenduduk padat

B.     Dualisme teknologi
Sebagai alternative terhadap dualism sosialme boeke, prof. Higgins membangun teori dualism teknologi. Dualism teknologi berarti pengunaan berbagai fungsi produksi pada sector maju dan sector tradisional dalam perekonomian terbelakang. Adanya dualism seperti itu memperberat masalah pengangguran teknologis atau pengangguran structural disektor industry dan penggangguran di sector pedesaan . teoro Higgins mengenai dualisme teknologi memasukkan problem proforsi factor.
Higgins membangun teorinya disekitar dua barang, dua factor produksi dan dua sector dengan kekayaan factor dan fungsi produksinya . sector industry bergerak dibidang perkebunan pertambangan lading minyak dll. Sector pedesaan bergerak diibidang produksi bahan makanan dan kerajinan tangan atau industry yang sangat kecil.
                        Professor Higgins menelaah proses bagaimana dualisme teknologi cenderung meningkatkan penggangguran dan penggangguran tersembunyi di dalam perekonomian dualistic. Dari kedua sector tersebut , sector industry tumbuh dan berkembang dengan bnatuan modal luar negeri. Jadi industrialisasi menyebabkan pertumbuhan pendudukyang melebihi laju akumulasi modal disektor industry.


              Penilaian kritis
1.      Koefisien tidak tetap disektor industry
Tidak benar mengasumsikan koefisien teknik tetap disektor industry tanpa pembuktian empiris
2.      Harga factor tidak tergantung pada kekayaan factor
Teori ini menunjukkan mengapa kekayaaan factor dan berbedanya fungsi produksi menyebabkan kenaikan penggangguran tersembunyi di sector pedesaan. Ini amat berkaitan dengan pola harga factor. Tetapi harga factor tidak semata mata tergantung pada kekayaan factor
3.      Mengabaikan factor kelembagaan
Ada beberapa factor kelembagaan dan kejiwaan yang juga mempengaruhi proforsi factor. Namun di abaikan oleh Higgins
4.      Mengabaikan pengunaan teknik penyerap buruh
Pendapat Higgins bahwa proses padat modal perlu digunakan disektor industry sama sekali mengabaikan penggunaan teknik lain yang menyerap buruh
5.      Besarnya dan sifat pengganguran tersembunyi tidak jelas
Higgins tidak menjelaskan sifat pengganguran tersembunyi disektor pedesaan dan penawaran buruh yang berlebih di sector industri





BAB III
PENUTUP
.
A.    Kesimpulan
Sebenarnya, problem penting didalam perekonomian dualistic adalah problem penyediaan kesempatan kerja yang memadai bagi tenaga buruh yang kurang pekerjaan yang ada dan yang akan datang. Ini membawa kepada pengembangan teori Higgins yang melihat ‘kekayaan sumber dan perbedaan fungsi-fungsi produksi di kedua sector sebagai basis dari dualisme teknologi yang sebaliknya hanya berhasil membuka sejumlah kecilkesempatan kerja produkti. ‘inilah teori dualistic yang lebih realistis ketimbang teori boeke karena teori ini menelaah pengaruh masyarakat dualistic pada pola pembangunan.

B.     Saran
Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kapada para pembaca makalah ini yang telah berkanan membaca makalah ini, Mungkin makalah ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di sana sini. Untuk itu kami sebagai penulis mengucapkan maaf yang sebesar besar nya dan juga kami memohon keritik serta sarannya yang bersifat membangun.




DAFTAR PUSTAKA

Jhingan, M.L.2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : Rajawali Press.
Todaro Michel P.(2006).Pembangunan Ekonomi Didunia Ketiga Jilid I.Penerbit Erlangga .Edisi Kesembilan


Load disqus comments

0 komentar