BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertama-tama,
perhatikanlah sebuah ekonomi yang terdiri dua bagian. Interaksi di dalam sebuah
ekonomi dengan dua sektor dapat rumit, meskipun tanpa pemisahan lebih jauh.
Pembagian antara kedua bagian itu ditandai dengan sejumlah cara, yang
masing-masing mempunyai keuntungan, disamping kemungkinan yang menyebabkan
timbulnya kesalahan. Hampir semua Negara menghadapi system dualisme ini.
Dikota-kota atu di dekatnya, perekonomian sudah bersifat industry dan uang
digunakan secara luas. Sedangkan di luar kota yaitu di desa-desa, perekonomian
masih tingakat rendah (subsistem). Lagi pula di beberapa Negara terdapat daerah
kantong bagi industri asing (foreign enclave industry) yang dapat menciptakan
triplisme di daerah itu.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut
1. Jelaskan
dualisme masyarakat ?
2. Jelaskan
dualisme teknologi ?
1.3
Tujuan
Makalah
ini disusun dengan tujuan :
1. Sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah pengantar ekonomi pembangunan
2. Untuk
menambah wawasan tentang masalah dasar pembangunan ekonomi dan indikatornya .
3. Agar
dapat mengimplementasikan materi ini
dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Dualisme
masyarakat
J.H. Boeke , ahli ekonomi belanda adalah seorang
pelopor yang mengembangkan teori tersendiri yang hanya cocok untuk di terapkan
di Negara terbelakang. Teorinya tentang ‘dualisme masyarakat’ merupakan teori
umum pembangunan masyarakat dan pembangunan ekonomi Negara terbelakang yang
terutama didasarkan pada hasil kajiannya terhadap perekonomian INDONESIA.
Makna. DR. boeke berpendapat bahwa dalam
arti ekonomi masyarakat memiliki tiga ciri yaitu; semangat social, bentuk
organisasi dan teknik yang mendominasinya. Saling ketergantungan dan saling
keterkaitan antara ketiga ciri di sebut system social atau gaya social. Suatu masyarakat
disebut homogen apabila didalamnya hanya terdapat satu system social yang
berlaku. Tetapi suatu masyarakat mungkin memiliki sekaligus dua system social
atau lebih. Masyarakat seperti ini di sebut masyarakat dualistik atau majemuk
boeke mengunakan istilah ‘masyarakat dualistik untuk ‘masyarakat yang
menunjukkan cirri tersendiri ditengah system social yang sikron dan telah
dewasa antara dimana biasanya evaluasi historis masyarakat-masyarakat homogen
terpisah satu sama lain melalui bentuk peralihan seperti misalnya antara
prakapitalisme dan kapitalisme penuh melalui kapitalisme awal. Masyarakat
dualistic seperti itu ditandai oleh adanya system barat impor yang lebih maju
dan system pertanian prakapitalis pribumi. Boeke menyebut ‘dualisme social’ dan
mendefinisikannya sebagai ‘perbenturan antara system social impor dengan system
social aslidengan gaya yang berbeda.
Ciri-ciri masyarakat dualistik.
Boeke mengunakan teori ekonomi tentang masyarakat dualistik’ untuk mengambarkan
dan menjelaskan interaksi ekonomi dua system social yang berbenturan’ yang ia
sebut dengan ‘ekonomi dualistik’ atau ekonomi timur. Ia mendasarkan teorinya
pada pengalaman Indonesia. Ada dua ciri absolute sector timur perekonomian
dualistic yang membedakannya dari masyarakat barat. Kebutuhan masyarakat timur
adalah terbatas. Orang merasa puas jika kebutuhan-kebutuhan mendesak mereka
terpenuhi. Mereka tidak mempunyai organisasi , tanpa modal , secara teknis
tidak berdaya dan tidak mengenal pasar. Rakyat lebih gemar pada kegiatan
spekulatif ketimbang pada usaha yang memberikan laba secara teratur. Mereka
tidak percaya pada investasi yang mengandung resiko. Mereka kurang inisiatif
dan jauh dari keterampilan organisasi yang merupakan ciri khusus sector barat
masyarakat dualistic. Mereka fatalis dan ragu- ragu mengunakan teknologi modern.
Tidak dapat
diterapkannya teori ekonomi barat.Ciri-ciri khas
masyarakat timur telah membuat teori ekonomi barat sama sekali tidak dapat
diterapkan pada ekonomi terbelakang. Menurut boeke, teori ekonomi barat di
maksudkan untuk menjelaskan masyarakat kapitalis, sedangkan masyarakat timur
adalah prakapitalistik. Yang disebut pertama kali berdasarkan pada keinginan
yang tidak terbatas, ekonomi uang dan berbagai jenis organisasi kerja sama.
Lebih dari itu adalah salah menerapkan teori produktivitas marginal distribusi
untuk menjelaskan alokasi sumber atau distribusi pendapatan pada suatu ekonomi
terbelakang karena tidak mobilnya sumber-sumber dimasyarakat seperti itu.
Karena ekonomi timur mempunyai cirri dualistik, maka setiap usaha untuk
mengembangkan pertanian prakapitalistik mereka dengan mengikuti garis barat
akan tidak hanya gagal tetapi mungkin juga menyebabkan kemunduran. Dibidang
industry , produsen timur ‘secara teknologi, ekonomi atau social’ tidak dapat menyesuaikan
diri dengan rekan baratnya.
Penilaian
kritis
Teori
boeke mengenai pembangunan dualistic
sangat dikecam prof. Benjamin Higgins atas dasar berikut;
1. Keinginan
tidak terbatas.
Pendapat boeke bahwa
rakyat ekonomi terbelakang mempunyai keinginan yang terbatas atau kurva
penawaran usaha dan pengambilan risiko yang miring ke belakang tidak didukung
oleh pengalaman Indonesia sendiri kecenderungan marginal mengkonsumsi dan
mengimpor dua-duanya cukup tinggi.
2. Buruh
lepas bukan tidak terorganisasi
Ciri-ciri yang
mengemukakan boeke mengenai buruh timur sebagai tak terorganisasi, pasif dan
diam adalah ‘tidak konsisten dengan tumbuh kuatnya buruh terorganisasi di
Indonesia.
3. Buruh
timur bukan tidak mobil
Adalah tidak mungkin
menerima pandangan boeke bahwa rakyat pada ekonomi timur enggan untuk
meninggalkan desa mereka. Kenyataannya kehidupan kota, dengan segala daya
pikatnya seperti bioskop ,took, restoran dan peristiwa-peristiwa olahraga selalu menyebabkan migrasi dari
wilayah pedesaan.
4. Tidak
khas ekonomi terbelakang.
Boeke menganggap teori
dualistiknya hanya untuk ekonomi timur walaupun dia sendiri mengakui bahwa
dualisme social juga hadir didalam perekonomian terbelakang.
5. Dapat
diterapkan pada masyarakat barat
Berbagai cirri khas
masyarakat timur yang digambarkan oleh boeke, menurut Higgins dapat jugs
dikenakan pada masyarakat barat.setiap flasi kronis muncul atau mengancam
ekonomi barat, rakyat lebih menyukai investasi yang bersifat untung-untungan
d/p investasi jangka pnjang.
6. Bukan
suatu teori tetapi deskripsi
Dr. boeke tidak
berhasil menciptakan suatu teori social dan ekonomi yang khusus bagi ekonomi
terbelakang. Teori dualistiknya hanyalah suatu deskripsi masyarakat timur
dimana ia mencoba menunjukkan cirri-ciri khas masyarakat timur yang tidak harus
dikembangkan melalui garis-garis barat.
7. Peralatan
teori ekonomi barat dipakai di masyarakat timur
Sebagian peralatan
teori ekonomi barat yang mendasari kebijaksanaan fiscal dan moneter dan kebijaksanaan
lain yang ditujukan untuk menghapuskan ketidakseimbangan neraca pembayaran ,
dapat diterapkan pada masyarakat timur dengan sedikit variasi.
8. Tidak
memberikan pemecahan terhadap masalah penggangguran
Dualism boekelebih
banyak memusatkan diri pada aspek sosio-budaya ketimbang aspek ekonomi. Dia
menganggap berbagai jenis pengsngguran sebagai ‘diluar jangkauan tangan
pemerintah’ tetapi tidak menyebutkan adanya kekurangan pekerjaan yang merupakan
cirri dominan ekonomi terbelakang berpenduduk padat
B. Dualisme
teknologi
Sebagai alternative terhadap dualism sosialme boeke,
prof. Higgins membangun teori dualism teknologi. Dualism teknologi berarti
pengunaan berbagai fungsi produksi pada sector maju dan sector tradisional
dalam perekonomian terbelakang. Adanya dualism seperti itu memperberat masalah
pengangguran teknologis atau pengangguran structural disektor industry dan
penggangguran di sector pedesaan . teoro Higgins mengenai dualisme teknologi
memasukkan problem proforsi factor.
Higgins membangun teorinya disekitar dua barang, dua
factor produksi dan dua sector dengan kekayaan factor dan fungsi produksinya .
sector industry bergerak dibidang perkebunan pertambangan lading minyak dll.
Sector pedesaan bergerak diibidang produksi bahan makanan dan kerajinan tangan
atau industry yang sangat kecil.
Professor
Higgins menelaah proses bagaimana dualisme teknologi cenderung meningkatkan
penggangguran dan penggangguran tersembunyi di dalam perekonomian dualistic.
Dari kedua sector tersebut , sector industry tumbuh dan berkembang dengan
bnatuan modal luar negeri. Jadi industrialisasi menyebabkan pertumbuhan
pendudukyang melebihi laju akumulasi modal disektor industry.
Penilaian
kritis
1. Koefisien
tidak tetap disektor industry
Tidak benar mengasumsikan
koefisien teknik tetap disektor industry tanpa pembuktian empiris
2. Harga
factor tidak tergantung pada kekayaan factor
Teori ini menunjukkan
mengapa kekayaaan factor dan berbedanya fungsi produksi menyebabkan kenaikan
penggangguran tersembunyi di sector pedesaan. Ini amat berkaitan dengan pola
harga factor. Tetapi harga factor tidak semata mata tergantung pada kekayaan
factor
3. Mengabaikan
factor kelembagaan
Ada beberapa factor
kelembagaan dan kejiwaan yang juga mempengaruhi proforsi factor. Namun di
abaikan oleh Higgins
4. Mengabaikan
pengunaan teknik penyerap buruh
Pendapat Higgins bahwa
proses padat modal perlu digunakan disektor industry sama sekali mengabaikan
penggunaan teknik lain yang menyerap buruh
5. Besarnya
dan sifat pengganguran tersembunyi tidak jelas
Higgins tidak
menjelaskan sifat pengganguran tersembunyi disektor pedesaan dan penawaran
buruh yang berlebih di sector industri
BAB
III
PENUTUP
.
A. Kesimpulan
Sebenarnya,
problem penting didalam perekonomian dualistic adalah problem penyediaan
kesempatan kerja yang memadai bagi tenaga buruh yang kurang pekerjaan yang ada
dan yang akan datang. Ini membawa kepada pengembangan teori Higgins yang
melihat ‘kekayaan sumber dan perbedaan fungsi-fungsi produksi di kedua sector
sebagai basis dari dualisme teknologi yang sebaliknya hanya berhasil membuka
sejumlah kecilkesempatan kerja produkti. ‘inilah teori dualistic yang lebih
realistis ketimbang teori boeke karena teori ini menelaah pengaruh masyarakat
dualistic pada pola pembangunan.
B. Saran
Kami sebagai
penulis mengucapkan terimakasih kapada para
pembaca makalah ini yang telah berkanan membaca makalah ini, Mungkin makalah
ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di
sana sini. Untuk itu kami sebagai penulis mengucapkan maaf yang sebesar besar
nya dan juga kami memohon keritik serta
sarannya yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Jhingan, M.L.2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : Rajawali Press.
Todaro
Michel P.(2006).Pembangunan Ekonomi Didunia Ketiga Jilid I.Penerbit Erlangga
.Edisi Kesembilan
0 komentar