Daftar isi
3.
Lingkungan masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan
yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya
pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan
tersebut dilaksanakan.
Setiap orang yang berada dalam
lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut wama dan corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga
lembaga ini, Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat
Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban
suatu tanggung
jawab pendidikan bagi generasi muda.
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh
dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan
pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung
tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung
pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Dalam makalah ini kami akan membahas
dan menjabarkan tentang :
a.
Apa itu Pengertian Pendidikan ?
b.
Apa itu Pendidikan Lingkungan ?
c.
Apa Fungsi Lingkungan pendidikan ?
d.
Apa Jenis-jenis lingkungan ?
e.
Apa Pengaruh timbal balik antara ketiga lingkungan pendidikan
terhadap perkembangan peserta didik.
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a.
Untuk mengetahui apa itu pendidikan.
b.
Untuk mengetahui apa itu lingkungan
pendidikan.
c.
Untuk mengetahui Fungsi Lingkungan
pendidikan.
d.
Untuk mengetahui
jenis-jenispendidikan.
e. Untuk
mengetahui Pengaruh timbal balik antara
ketiga lingkungan pendidikan terhadap perkembangan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau
kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam
kehidupan manusia, karena dimanapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan.
pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia
itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia.
Pengertian pendidikan menurut para ahli :
1. langeveld
adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri
2. John Dewey
Adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
3. Ki Hajar Dewantara
Adalah tuntunan didalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
4. UU No. 2 Tahun 1989
Adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya
dimasa yang akan datang.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan
ruang dengan segala benda,daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan
(envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes
kita. Jadi lingkungan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu. Segala
sesuatu yang mempengaruhi itu mungkin berasal dari dalam diri individu
(internal environment), dan mungkin pula berasal dari luar diri individu
(external environment). Indivividu dalam hal ini dapat berbentuk orang atau
lembaga. Lingkungan bagi seseorang sebagai individu adalah segala sesuatu yang
berasal dari dalam dirinya (fisik dan psikis ) dan sesuatu yang berada diluar
dirinya seperti alam fisika (non manusia ) dan manusia.
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek
pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Fungsi suatu lingkungan tergantung
pada jenis lingkungan tersebut. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan
berfungsi antara lain sebagai :
1.
pusat pendidikan formal,
2.
pusat kebudayaan,
3.
lembaga sosial.
Keluarga
merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang
mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini mengindikasikan betapa
esensialnya peran dan pengaruh keluarga dalam pembentukan prilaku dan
kepribadian anak. Pandangan seperti ini sangat logis dan mudah dipahami karena
beberapa alasan berikut ini :
a.
Keluarga merupakan pihak yang paling
awal memberikan banyak perlakuan kepada anak.
b.
Sebagian besar waktu anak berada di lingkungan keluarga.
c.
Karakteristik hubungan orang
tua, anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak -pihak lainnya
(guru, teman, dan sebagainya).
d.
Interaksi kehidupan orang tua anak
dirumah bersifat “asli” , seadanya dan tidak dibuat-buat.
Dari berbagai definisi diatas
jelaslah bahwa peranan keluarga sangatlah penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 menyatakan secara jelas
dalam pasal 10 Ayat 4, bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan
luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai-nilai moral
dan keterampilan, kepada anak. Keluarga
pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan kepada anak, terutama dalam
pembentukan prilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai-nilai, prilaku-prilaku
sejenisnya, pengetahuan dan sebagainya.
Sehubungan
dengan itu, Fuad Ichsan, (1995). Mengemukakan. Fungsi lembaga pendidikan
keluarga sebagai berikut :
a.
Merupakan pengalaman pertama bagi
masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan berikutnya.
b.
Pendidikan di lingkungan keluarga
dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan
emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.
c.
Di dalam keluarga akan terbentuk
pendidikan moral, keteladanan orang tua
dalam bertutur kata dan berprilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan
moral bagi anak dalam keluarga tersebut guna membentuk manusia susila.
d.
Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong,
tenggang rasa, sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.
e.
Keluarga merupakan lembaga yang berperan
dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.
f.
Di dalam konteks membangun anak
sebagai makhluk individu agar anak dapat mengembangkan dan menolong dirinya
sendiri, maka keluarga lebih cenderung untuk menciptakan kondisi yang dapat
menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi, tanggung jawab,
keterampilan dan kegiatan lain.
Seifert
& Hoffnung, 1991, menjelaskan enam kemungkinan cara yang harus dilakukan
orang tua dalam mempengaruhi anak yakni sebagai berikut:
a.
Permodelan prilaku, baik disengaja
atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi model bagi anak-anaknya.
b.
Memberikan ganjaran dan hukuman
(giving reward and punishments), yaitu orang tua mempengaruhi anaknya dengan
cara memberikan ganjaran terhadap prilaku-prilakunya yang positif dan memberi
hukuman terhadap prilakunya yang tidak di inginkan.
c.
Perintah langsung (direct
instruction) memberi perintah secara sederhana seperti “jangan malas belajar”, “cepat mandi”, nanti
sekolahnya kesiangan dan sebagainya.
d.
Menyatakan peraturan-peraturan
(stating rules) yaitu membuat peraturan umum yang berlaku dirumah walaupun
secara tidak tertulis.
e.
Nalar (reasoning), cara yang di gunakan
orang tua untuk mempengaruhi anaknya, dengan mempertanyakan kapasitas anak
untuk bernalar.
f.
Menyediakan fasilitas atau bahan dan
dengan suasana yang menunjang. Orang tua dapat mempengaruhi prilaku anak dengan
mengontrol fasilitas atau bahan-bahan dan dengan suasana.
Sekolah
adalah suatu hal yang tidak biasa di pungkiri lagi, karena kemajuan zaman,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga tidak mungkin lagi dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi gerasi muda akan pendidikan. Semakin
maju suatu masyarakat, semakin tinggi pula tuntutan pemenuhan kebutuhan anak
akan pendidikan. Kondisi masyarakat seperti ini mendorong terjadinya proses
formalisasi lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem persekolahan.
Jalur pendidikan sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan sekolah melalui kegiatan belajar mengajar dengan
organisasi yang tersusun rapi,
berjenjang dan berkesinambungan. Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan
pemerintah dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional, dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur.
Untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional , maka pendidikan nasional harus berfungsi:
o
Sekolah harus mampu menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk
individu melalui pembekalan semua bidang studi.
o Sekolah
melalui teknik pengkajian bidang studi perlu mengembangkan sikap sosial, gotong
royong, toleransi dan demokrasi dan sejenisnya dalam rangka menumbuh kembangkan
anak sebagai makhluk sosial.
o Sekolah
harus berfungsi sebagai pembinaan watak anak melalui bidang studi yang relevan
sehingga akhirnya akan terbentuk manusia susila yang cakap yang mampu
menampilkan dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di
masyarakat.
o Sekolah
harus dapat menumbuhkembangkan anak sebagai makhluk yang religius dan mampu
menjadi pemeluk agama, yang baik, taat, soleh, dan toleran.
o Di dalam
konteks pembangunan nasional, pendidikan formal harus menghasilkan tenaga kerja
yang berkualitas yang mampu mensejahterakan dirinya dan bersama orang lain
mampu mensejahterakan masyarakat, bangsa dan negara.
o Sekolah
berfungsi konservatif, inovatif, dan selektif dalam mempertahankan atau
memelihara kebudayaan yang ada, melakukan pembaharuan dan melayani perbedaan
individu anak dalam proses pendidikan.
3. Lingkungan
masyarakat
Masyarakat adalah salah satu
lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi
seseorang. Masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Kaitan antara masyarakat dengan
pendidikan dapat ditinjau dari beberapa segi yakni :
a. Masyarakat
sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembagakan maupun yang tidak di
lembagakan.
b.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan atau
kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung ikut
mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c. Dalam
masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun
dimanfaatkan. Perlu pula di ingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari
akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan
dirinya.
Dari ketiga kaitan antara masyarakat
dan pendidkan tersebut dapat dilihat peran yang telah disumbangkan dalam rangka tujuan pendidikan Nasional yaitu berupa
membantu penyelenggaraan pendidikan,
membantu pengadaan tenaga, biaya, prasarana,
dan sarana, menyediakan lapangan kerja, dan membantu mengembangkan profesi baik
langsung maupun tidak.
Secara kongkrit peran dan fungsi
pendidikan kemasyarakatan dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.
Memberikan kemampuan professional
untuk mengembangkan karir melalui kursus penyegaran, penataran, lokakarya,
seminar, konperensi ilmiah dan sebagainya.
b.
Memberikan kemampuan teknis akademik
dalam suatu system pendidikan nasional seperti sekolah terbuka, kursus
tertulis, pendidikan melalui radio, dan televisi dan sebagainya.
c.
Ikut serta mengembangkan kemampuan
kehidupan beragama melalui pesantren, pengajian, pendidikan agama di surau/langgar, biara,
sekolah minggu dan sebagainya.
d.
Mengembangkan kemampuan kehidupan
sosial budaya melalui bengkel seni, teater, olahraga, seni bela diri, lembaga
pendidikan spiritual dan sebagainya.
e.
Mengembangkan keahlian dan
keterampilan melalui sistem magang untuk menjadi ahli bangunan, muntir, dan
sebagainya.
Tumbuh kembangnya anak pada umumnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan
dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan peranan tripusat pendidikan itulah
yang menentukan baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama. Terutama melakukan kegiatan pendidikan dalam bentuk
membimbing, mengajar dan melatih dalam suasana belajar dan proses pembelajaran.
Peranan ketiga tripusat pendidikan itu bervariasi, meskipun ketiganya melakukan
tiga kegiatan pokok pendidikan tersebut.
Kaitan
antara tripusat pendidikan dengan tiga kegiatan pendidikan untuk mewujudkan
jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan di
lukiskan pada bagan berikut.
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
||||||
![]() |
Bagan tersebut melukiskan bahwa
setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam
ketiga kegiatan pendidikan yakni;
1. Pembimbingan
dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran
dalam upaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan
dalam upaya pemahiran ketrampilan.
Setiap
pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap perkembangan peserta didik, keserasian antara
kontribusi itu ,serta kerja sama yang erat dan harmonis antara tripusat
tersebut. Berbagai upaya di lakukan agar program-program pendidikan dari setiap
pusat pendidikan. Saling mendukung dan memperkuatkan antara satu dan yang
lainnya.
Dilingkungan
keluarga telah di upaya kan berbagai hal seperti perbaikan gizi, permainan
edukatif, penyuluhan orang tua dan sebagainya, yang dapat menjadi landasan pengembangan
selanjutnya disekolah dan masyarakat. Dilingkungan sekolah di upayakan berbagai
hal seperti adanya organisasi orang tua siswa, kunjungan rumah oleh personal
sekolah dan sebagainya. Selanjutnya juga sekolah mengupayakan agar program yang
erat kaitannya dengan masyarakat sekitarnya (siswa kemasyarakat ,narasumber
dari masyarakat ,sekolah dan sebagainya).
Akhirnya
lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan atau program yang
menunjang/melengkapi program keluarga dan sekolah. Dengan kontribusi tripusat
pendidikan yang saling memperkuat dan melengkapi itu akan memberi peluang
mewujudkan sumber manusia terdidik yang bermutu. Kerja sama seperti ini dituangkan
dalam UUSPN No.20 tahun 2003 yang berbunyi “komite sekolah/madrasah,adalah
lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik komunitas
sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
PENUTUP
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa Lingkungan adalah sesuatu yang dapat
mempengaruhi individu, baik yang berasal dari dalam diri individu (interval
environment) maupun yang berasal dari luar diri individu (external individu).
Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang memberikan
arahan dan disinilah kita mendapatkan pengajaran yang lebih efektif karena disekolah ada guru yang akan
mengajarkan kita tentang pendidikan.
Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan yang pertama dan paling utama dalam pendidikan. Keluarga sebagai
lingkungan pendidikan berfungsi (kedalam) antara lain memberikan pendidikan
yang mendasar (pondasi) dan masih bersifat umum kepada anak-anaknya. Fungsi
keluar membantu sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
formal/nonformal.
Masyarakat sebagai lembaga
pendidikan nonformal antara lain berfungsi membantu sekolah dan keluarga. Dengan
demikian dapat kita simpulkan untuk kesempurnaan pendidikan ketiga lingkungan
pendidikan tersebut (keluarga sekolah dan masyarakat) harus saling bekerja
sama.
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal
diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah
koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk mempertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau
memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam
merumuskan kurikulum pendidikan.
Depdikbud; 1982/1983 ;materi dasar pendidikan program Akta Mengajar V, (Buku II
A),Jakarta PPIPT Depdikbud
Idris,Z
Jamal, L, 1987 ; Dasar-dasar Pendidikan
Bandung, Angkasa.
Tirta
Rahardja, Umar la Sulo, 1994, Pengantar Pendidikan
Jakarta,P3MTK
Bahan
ajar tim bina mata kuliah Pengantar Pendidikan
0 komentar